Jumat,  22 November 2024

Siap-Siap Orang Tajir di Jadetabek Nyuci Piring Sendiri

NS/RN/CR
Siap-Siap Orang Tajir di Jadetabek Nyuci Piring Sendiri

RADAR NONSTOP - Hengkangnya pabrik di Jawa Barat dan Banten ke Jawa Tengah bisa berdampak pada tenaga informal seperti pembantu dan babby sitter. Sebab, warga Jawa Tengah akan memilih kerja di pabrik ketimbang menjadi pembantu rumah tangga (PRT) di Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jadetabek). 

Sarmi misalnya akan pulang kampung ke Banyumas, Jawa Tengah setelah Lebaran. "Saya kerja di kampung saja. Sudah kirim lamaran ke pabrik," beber PRT di perumahan kawasan Kebon Jeruk, Jakbar saat ditemui wartawan, Minggu (1/12). 

Begitu juga dengan Iis. "Di kampung saya lagi ada rekrutan pekerja pabrik. Saya sudah melamar dan akan pulang kampung," ungkapnya yang ditemui perumahan Depok, Jawa Barat. 

BERITA TERKAIT :
Duit Bansos DKI Rp 802 Miliar, Jangan Sampai Yang Kaya Dapat Bantuan
Jakarta Masih Ibu Kota, IKN Masih Berantakan?

Kata dia, sepupunya yang bekerja di Bekasi dan Serpong Tangerang Selatan juga akan pulang kampung. "Lebih enak kerja di kampung daripada jadi pembantu di sini," bebernya.

Jawa Tengah menjadi primadona untuk relokasi pabrik lantaran upah minimum di sana lebih rendah. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan sepanjang tahun 2019, sudah ada 140 pabrik relokasi dari Jawa Barat ke Jawa Tengah.

Seperti diberitakan, pindahnya pabrik-pabrik ke Jawa Tengah lantaran upah minimum provinsi (UMP) memberatkan banyak pengusaha. 

Ketua Asosiasi Pelatihan Pekerja Seluruh Indonesia (APPSI) Mashudi mengatakan, jumlah ART asal Jawa Tengah ke Jakarta menurun drastis sepanjang 2019. Hal ini tak terlepas dari mulai banyaknya lowongan pekerjaan yang tersedia di Jawa Tengah.

"Biasanya yang ngomong petugas di lapangan, 'Pak susah cari tenaga karena [mereka bekerja di] pabrik-pabrik di daerah.' Lowongan lebih terbuka di kampung, mungkin mereka nggak mau ke Jakarta," kata Mashudi kepada CNBC Indonesia, Kamis (28/11/2019).

Sebagian agen penyalur ART dari Jawa Tengah menjadi pusing karena kekurangan calon ART untuk dikirim ke Jakarta. Kebanyakan ART di Jakarta berasal dari Brebes, Pemalang, Tegal, dan Cilacap.

Para ART memutuskan balik ke kampung halaman untuk bekerja di pabrik-pabrik. Menurut Mashudi, beberapa di antaranya di sektor tekstil, pengolahan kayu dan pabrik-pabrik kecil lainnya.

Mashudi mengatakan, faktor bisa lebih dekat dengan keluarga menjadi alasan ART balik untuk bekerja di daerah masing-masing, meski upah yang diterima lebih kecil dibanding menjadi ART di Jakarta.

"Upah lebih kecil malah. Cuma mereka kan dekat dengan keluarga, dekat dengan pengolahan kayu. Pabrik pabrik kecil lah. Nggak UMK juga. Tapi karena dekat dengan rumah ya mereka memilih di sana," kata Mashudi.