Sabtu,  23 November 2024

Ketua Komisi IV, Sardi Efendi: Di Kota Bekasi Ada 182 Orang Penderita Thalasemia

YUD
Ketua Komisi IV, Sardi Efendi: Di Kota Bekasi Ada 182 Orang Penderita Thalasemia
Sardi Efendi

RADAR NONSTOP - Sardi Efendi, Ketua Komisi IV DPRD Kota Bekasi dari Fraksi PKS mengatakan, kalau di Kota Bekasi saat ini memiliki sebanyak 182 penderita Thalasemia.

"Jadi, dari Perhimpunan Organisasi Persatuan Orang Tua Penderita Thalasemia Indonesia (Pokti) di Kota Bekasi jumlahnya hampir 182 orang penyandang Thalasemia. Thalasemia ini kan penyakit kelainan darah (Thalasemia adalah kelainan darah bawaan yang ditandai oleh kurangnya protein pembawa oksigen (hemoglobin) dan jumlah sel darah merah dalam tubuh yang kurang dari normal - red)," terang Sardi kepada radarnonstop.co (Rakyat Merdeka Group), Senin (20/1).

Bagi penderita, lanjut Sardi, dia harus transfusi darah terus dan tentunya BPJS tidak bisa mengcover secara keseluruhan karena dia harus selalu mendapatkan transfusi darah sepanjang hidupnya.

BERITA TERKAIT :
Dosen Ngaku Korban Konten Porno Nagdu Ke PWI Kota Bekasi 
Ogah Hadir HUT Golkar, Darah Uu Gak 100 Persen Beringin Dan Gak Serius Maju Jadi Wali Kota Bekasi

"Pemerintah Kota Bekasi, lewat Dinas Kesehatan akan mengecek dan melihat Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)-nya Dinas Kesehatan ada gak menganggarkan tentang, pertama terkait Dana Operasional untuk penyandang Thalasemia, kedua terkait sosialisasi Thalasemia secara preventif dan promotif. Program ini tentunya harus didorong oleh semua pihak, baik DPRD, Pemkot Bekasi, LSM, Media, tokoh masyarakat agar ada sosialisasi," terang Sardi.

Karena, lanjut Sardi, Thalasemia ini awalnya orang tidak menyadari sebagai penderita, dia ada sifat Thalasemia Ibu Bapak-nya anaknya bisa ikut kena jadi harus ada pengaturan gen dulu.

"Tadi Dr. Selamet hadir sebagai perwakilan Pokti rapat dengan Komisi IV makanya kami DPRD karena bagaimanapun penderita Thalasemia menjadi perhatian kita, Pemerintah Daerah dalam hal Kesehatan sudah cukup besar menganggarkan dana Kesehatan," paparnya.

Berkaitan dengan transfusi darah, sambung Sardi, itu harus dikaitkan dengan stok darah yang ada, transfusi darah itu kan cukup mahal biayanya, sampai kemahalan itu ketidak mampuan pastinya di alami oleh warga yang penyandang Thalasemia berapa biaya yang harus dia tanggung. Dengan cuci darah saja cukup besar biayanya apalagi dengan transfusi darah.

"Makanya Palang Merah Indonesia (PMI) kita minta dengan Dinas Sosial duduk bersamalah, mengatur kebijakan berkaitan dengan Anggaran bagi penyandang Thalasemia yang ada di Kota Bekasi. Tadi, Komisi IV mengingatkan Dinas Kesehatan bahwa RKPD untuk tahun anggaran 2021 yang memang programnya meningkatkan kesejahteraaan masyarakat, salah satunya adalah program pelayanan kesehatan harus ada berkaitan dengan dana operasional untuk penyandang Thalasemia," paparnya.

Sosialisasi Thalasemia secara preventif dan promotif, sambung Sardi, sangat dibutuhkan dari teman-teman media, apa itu Thalasemia sehingga masyarakat menyadari tentang penyakit Thalasemia.

"Jadi, Pokti itu selain Persatuan Perhimpunan dia juga seperti Yayasan. Jadi dia para orang tua penderita Thalasemia ada wadah Yayasannya. Yayasan inilah sebenarnya bisa bersinergi dengan para awak media untuk sosialisasi preventif dan promotifnya penyakit Thalasemia. Tadi saat rapat dengan Dinas Kesehatan saya lihat memang banyak belum muncul tentang isu Kesehatan terkait Thalasemia. Saya juga menyadari baru sekarang tahunya," terang Sardi.