Sabtu,  23 November 2024

Bisnis Digital Rp 1,7 T, Saatnya Jualan Online 

NS/RN/NET
Bisnis Digital Rp 1,7 T, Saatnya Jualan Online 

RADAR NONSTOP - Jualan online diprediksi bakal naik signifikan. Hal ini terungkap dari prediksi Google Indonesia memproyeksikan ekonomi digital Indonesia mencapai US$130 miliar atau sekitar Rp1,76 kuadriliun (dengan asumsi kurs Rp13.600 per dolar AS) pada 2025.

Jika peningkatan ini terus naik maka secara otomatis jualan online masih mempunyai peluang pasar besar hingga 2025.

Beberapa pedagang yang ditemukan wartawan mengaku, omzet penjualannya naik walaupun pelan. "Saya jualan hijab atau jilbab di online dan lumayan buat kebutuhan rumah tangga," ungkap Sipah, pedagang online saat ditemui di Pasar Tanah Abang, Jakpus, Selasa(18/2). 

BERITA TERKAIT :
Prabowo Lebih Jago Dari Jokowi, Sekali Gebrak Bawa Rp156,5 Triliun Dari China
Gibran Curhat, Dari Makan Bergizi Gratis Hingga Ekonomi 8 Persen

Begitu juga dengan Riki. Pedagang baju anak-anak ini menyatakan, saat ini omzetnya per bulan sudah 15 juta. "Lumayan naik lah. Saya jualan sejak kena PHK," bebernya. 

Managing Director Google Indonesia Randy Yusuf mengatakan saat ini sebenarnya Indonesia sudah menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Menurutnya, hal tersebut didorong oleh ribuan perusahaan rintisan dan tradisional yang masuk ke bisnis digital.

"Ekonomi digital bukan hanya untuk para ahli teknologi saja, bisa juga untuk bidang lain seperti pertanian, manufaktur, dan retail," ujar Randy dikutip dari CNN, Selasa (18/2).

Dia menekankan Indonesia membutuhkan keahlian berpikir digital agar membantu bisnis beradaptasi dengan perubahan teknologi. Randy mengungkap peningkatan kemahiran sumber daya manusia akan menjadi kunci menjelang puncak pertumbuhan ekonomi digital tersebut.

Studi Alphabeta menunjukkan pada 2030 jika didukung kualitas edukasi, sektor keterampilan digital dapat menyumbangkan Rp4.411 triliun atau 16 persen dari total proyeksi PDB Indonesia.

Sementara, saat ini keterampilan digital menyumbang Rp908 triliun atau 6 persen dari PDB Indonesia. Randy optimis proyeksi tersebut dapat tercapai jika Indonesia meningkatkan kualitas tenaga kerjanya.

Menurut penelitian Mckinsey, pada 2030 Indonesia akan membutuhkan 9 juta pekerja mahir dan semi mahir teknologi, informasi, dan komunikasi.

"Kebutuhan tersebut sudah kita rasakan sekarang. AI sudah membantu produktivitas di berbagai industri," sebutnya.