RADAR NONSTOP - Program 'Citarum Harum' yang selalu digembar-gemborkan Pemerintah Pusat, Provinsi, Daerah serta Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) rupanya hanya sekedar mimpi belaka yang sulit terealisasikan karena hingga saat ini bencana banjir masih terus menghantui masyarakat hilir di Kabupaten Bekasi.
Kasi Pelayanan Desa Pantai Bahagia, Son Haji mengatakan, bencana banjir yang kerap menghantui masyarakat Kecamatan Muaragembong sudah sangat menyengsarakan setiap tahunnya.
Namun, katanya, hal itu seolah hanya menjadi tontonan yang biasa bagi pihak Pemerintah. Betapa tidak, lanjutnya, masyarakat tidak melihat adanya upaya Pemerintah untuk memberikan solusi atau bagaimana caranya agar masyarakat di pesisir tidak selalu menjadi korban banjir.
BERITA TERKAIT :Geruduk Gedung KPK, Mahasiswa: Usut Dugaan Kasus Korupsi di Pemkab Bekasi!
Ketua Forum BPD: Kosongnya 3 Kursi Pucuk Pimpinan di Kabupaten Bekasi Pertama Kali Terjadi Sepanjang Sejarah Republika Ini
"Entah sudah yang ke berapa kali desa kami terendam banjir. Kalau kerugian mungkin tidak terhitung, mulai dari kerugian materil mapun non materil," bebernya Kepada radarnonstop.co (Rakyat Merdeka Group), Sabtu (29/2/2020).
Padahal kata dia, semua pihak mengetahui titik-titik tanggul yang rawan bedah. Bahkan masyarakat dan Pemerintah Desa sudah lelah mengusulkan berbagai bantuan untuk perbaikan tanggul-tanggul tersebut. Namun bantuan hanya sekedarnya yang diberikan, sehingga mereka (Pemerintah) seolah hanya menggugurkan kewajibannya saja.
"Akses jalan lumpuh karena tanggul kritis. Kan sebelumnya sudah lelah kami laporkan tetapi bantuan ya hanya sekedarnya. Itu-itu saja," terang pria yang juga Ketua Pokdarwis Muaragembong tersebut.
Menurutnya, masyarakat Muaragembong khususnya menilai Pemerintah Pusat, Provinsi dan Daerah tidak berpihak. Padahal lanjut dia, Muaragembong sudah beberapa kali dikunjungi Bupati, Gubernur bahkan Presiden, namun tetap tidak ada perhatian yang serius. Yang terlihat, kata dia, seperti hanya acara serimonial saja.
"Bukanya kami tidak butuh atas bantuan bahan pokok atau obat-obatan. Tapi yang kami butuhkan bukti nyata hadirnya pemerintah daerah, provinsi dan pusat," kesalnya.
Masyarakat Muaragembong, sambung dia, saat ini hanya bisa pasrah lantaran setiap tahun harus menderita dan kehilangan barang-barang berharga akibat terjangan bencana banjir yang cukup dahsyat tersebut.
"Untuk pencegahan terjadinya kembali bencana yang sudah menjadi rutinitas tahunan ini bagaimana? Jangan hanya program saja," ketusnya.
Masyarakat berharap para pemangku kebijakan baik di tingkat daerah, Provinsi maupun Pusat bisa segera merealisasikan program unggulannya yaitu Citarum Harum, agar masyarakat Kabupaten Bekasi mulai dari kecamatan Pebayuran, Cabangbungin Dan Muaragembong tidak selalu dibuat menderita dari bencana banjir tersebut.
"Di mana program Citarum Harum Pak Gubernur dan Pak Presiden? Masyarakat ingin segera merasakan program itu, " imbuhnya.