RADAR NONSTOP - Pulau Sebaru di Kepulauan Seribu yang dijadikan tempat observasi virus Corona bisa berdampak pada wisatawan. Sejak Sabtu (29/2), kawasan Pulau Sebaru sudah mulai streril.
Beberapa nelayan dan warga Kepulauan Seribu mengaku, Pulau Sebaru sudah dijaga ketat petugas. "Nelayan sudah dilarang mendekat," ungkap salah satu nelayan yang namanya enggan disebutkan.
Diketahui, 188 WNI awak Kapal Pesiar World Dream telah tiba di Pulau Sebaru Kecil, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, usai dijemput oleh KRI Dokter Soeharso pada Jumat 28 Februari 2020.
BERITA TERKAIT :Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, Bupati Pulau Seribu Wafat Di Ruang Kerja
Bikin Wisata Global Di Pulau Seribu, Semoga RK Bukan Cuma Jani Manis
Ratusan WNI itu akan dikarantina dan diobservasi selama 14 hari untuk mengantisipasi ada yang terinfeksi virus korona atau Covid-19. Observasi dilakukan karena mengacu pada rekomendasi atau protokol kesehatan dari World Health Organization (WHO).
"Kami khawatir kunjungan wisatawan akan berkurang. Karena Pulau Sedaru jadi tempat observasi," aku beberapa pemilik penginapan di Kepulaun Seribu.
Kepulauan Seribu memiliki banyak pulau yang tersebar dan uniknya hampir sebagian besar pulau-pulau tersebut memiliki pesona alam yang indah. Ada sekitar 22 Tempat wisata seperti Pulau Bidadari, Pulau Pari, Pulau Kelapa, Pulau Tidung dan Pulau Bira.
Sedangkan Pulau Sebaru adalah salah satu pulau yang biasa digunakan wisatawan untuk mancing dan menyelam. Banyak wisatawan datang ke Pulau Sebaru karena pesona di dalam laut yang indah dan nyaman.
"Kami gagal menyelam karena sudah tidak bisa masuk lagi," ungkap salah satu penyelam yang ditemui wartawan di kawasan Ancol.
Sementara Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta meminta kepada wisatawan yang hendak bertamasya ke Kepulauan Seribu untuk tak takut. Pasalnya, meskipun Pulau Sebaru menjadi tempat untuk observasi para Warga Negara Indonesia (WNI) yang datang dari negara asal virus korona (Covid-19), tapi mereka itu dipastikan dalam keadaan yang sehat.
"ABK dari World Dream sudah punya sertifikat sehat dari Pemerintah Hongkong saat keluar dari sana," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia kepada wartawan, Sabtu (29/2/2020).
Ia menjelaskan, pola penularan Covid-19 itu memang melalui percikan partikel kecil dari mulut penderita yang mengandung mikroorganisme penyebab penyakit. Namun, penularan itu hanya bisa terjadi jika ada kontak fisik yang dekat.
"Tidak perlu cemas karena pola penularan Covid-19 droplet, karena percikan batuk dan bersin yang terlontar dari orang sakit. Berarti bukan akibat virus yang bisa terbang di udara jarak jauh, nggak gitu," ujarnya.