RADAR NONSTOP - Pasca pengumuman harga masker di gerai - gerai Perumda Pasar Jaya ditengah kepanikan warga terhadap virus corona. Perusahaan plat merah milik Pemprov DKI Jakarta itu menjadi sorotan publik.
Sebab, harga masker di Perumda Pasar Jaya dinilai terlalu tinggi dan tidak rasional. Untuk per pieces, Pasar Jaya membandrol Rp6500, sedangkan di apotek - apotek Kimia Farma hanya Rp2000.
“Komposisi PD Pasar Jaya itu sebagian besar pelaku kartel. Jadi wajar kalau wataknya spekulan trading,” ujar Ketua Umum Rekan Indonesia, Agung Nugroho menaggapi mahalnya harga masker yang dipatok PD Pasar Jaya.
BERITA TERKAIT :Baliho Sepi & Videotron Diturunkan, Rekan Anies Kolaborasi Dengan Rakyat Saweran Duit
Pasar Rawa Bening Terancam Tamat, Maniak Batu: Harganya Mahal
“Saya tidak kaget Perumda Pasar Jaya mematok harga masker layaknya harga spekulan atau penimbun barang. Isinya memang orang - orang yang terlibat dalam kartel barang. Mereka itu dulunya para mantan manager waralaba, jadi pola pikirnya adalah trading,” beber Agung.
Agung juga mengatakan, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, seringkali dibohongin alias dikibulin komposisi Perumda Pasar Jaya.
“Disuruh gubernur bikin gerai - gerai rakyat di Kelurahan untuk memenuhi kebutuhan beras, telur dan bawang saja, malah yang diajukan adalah proyek pembuatan gerainya. Padahal konsep conecting people gubernur bisa dijalankan dengan memanfaatkan lahan kosong di pemukiman warga untuk gerai - gerai tersebut,” paparnya.
Karenanya, saran Agung, jika Gubernur Anies Baswedan tidak ingin kecolongan dan kibulin terus oleh para spekulan trading di Perumda Pasar Jaya. “Sebaiknya Anies harus bongkar dan ganti komposisi Pasar Jaya,” tandasnya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi, pihak Perumda Pasar hanya menjawab akan segera menggelar konprensi perss terkait harga masker yang mereka bandrol. "Kita akan gelar konpres soal ini," ujar Manajer Umum dan Humas Pasar Jaya, Gatra Vaganza, saat dihubungi, Kamis (5/3/2020).