RADAR NONSTOP - Begitu 'trust' dilukai maka yang ada adalah berpindahnya kepercayaan. Kasus hoaks Ratna Sarumpaet membuat rasa cinta dan kasmaran pemilih Prabowo-Sandiaga menjadi muak dan benci.
Begitu dikatakan oleh pengamat komunikasi politik Ari Junaedi, Selasa (9/10/2018). Ia menilai, terbongkarnya kebohongan Ratna Sarumpaet merupakan pukulan telak bagi kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno.
Ari memprediksi, warga yang semula menjadi pendukung paslon capres nomor 02 tersebut, mulai migrasi ke paslon capres Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
BERITA TERKAIT :Banyak Hoaks Soal Informasi Loker, Pengangguran Banyak Kecele
Ternyata, Politik Identitas Itu Kerjaan Buzzer
Demikian juga dengan kelompok yang semula ragu-ragu menentukan pilihan, diprediksi semakin mantap meninggalkan Prabowo-Sandi.
"Saya bahkan memprediksi, dengan terungkapnya kebohongan Ratna, maka kompetisi Pilpres 2019 sudah berakhir dan kemenangan ada di Jokowi - Maruf Amin," ujar Ari kepada JPNN, Senin (8/10).
Pengajar di Universitas Indonesia ini mendasari pandangannya dengan sejumlah fakta. Antara lain, produsen hoaks yang selama ini dituduhkan pendukung paslon nomor 02 terhadap paslon nomor 01, menjadi terbantahkan.
"Personifikasi Ratna Sarumpaet sulit dipisahkan dengan keberadaan kubu Prabowo-Sandi. Walau dikeluarkan ratusan bantahan atau ribuan gugatan balik dari kubu paslon nomor 02 terhadap tanggapan kritis baik dari kelompok pendukung Jokowi," katanya.
Alasan lain, dalam memilih calon pemimpin, kata pembimbing disertasi S3 di Universitas Padjajaran Bandung ini , hal utama yang penting dijaga adalah kepercayaan pemilih terhadap calon yang dipilih.