RADAR NONSTOP - Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher, meminta pemerintah untuk memastikan terlebih dahulu Vaksin Sinovic yang di impor dari China aman untuk diujicoba.
Jika benar uji coba fase I dan II dilakukan di China, sambung Netty, datanya harus transparan dan jangan ada yang ditutup-tutupi.
"Kita tahu BPOM China pernah mengumumkan adanya sejumlah vaksin di bawah standar yang diproduksi dan diedarkan ke masyarakat. Ini kan berbahaya, apalagi jika digunakan pada anak-anak. Kita harus mengantisipasi hal tersebut agar jangan terjadi di Indonesia,” katanya di Jakarta, Minggu (2/8).
BERITA TERKAIT :Pastikan Anak-anak Sudah Terimunisasi, Petugas Puskes se- Penjaringan Sweeping Polio
Cacar Monyet Marak, DKI Baru Punya 1.000 Dosis Vaksin
Netty juga menjelaskan, berdasarkan standar WHO, vaksin harus melalui uji coba ketat sebelum diedarkan ke masyarakat. Pengujian di laboratorium pada hewan percobaan meliputi uji keamanan, imunogenitas, dan efikasi. Sedangkan uji klinis pada manusia dilakukan sebanyak tiga fase.
“Harus dipastikan bahwa proses produksi dan pengedaran vaksin sudah sesuai standar WHO. Jangan sampai ada yang dilewatkan. Sebab vaksin yang cacat produksi atau di bawah standar pasti tidak aman dan membawa risiko tinggi pada penggunanya,” tambahnya.
Selain itu menurut Netty, pemerintah harus bisa menjelaskan kepada masyarakat mengapa vaksin Sinovac yang dipilih untuk diujikan di Indonesia. Jangan sampai tersebar berita-berita yang menguatkan keraguan masyarakat atas tidak amannya vaksin tersebut.