Minggu,  24 November 2024

Heboh Ilmuan China Ngaku Virus Corona Dibuat Di Lab Militer?

NS/RN/NET/okezone
Heboh Ilmuan China Ngaku Virus Corona Dibuat Di Lab Militer?
Dr Li Meng-Yan. Foto: Foto: Fox News.

RADAR NONSTOP - Dr Li Meng-Yan membuat mengakuan mengejutkan. Ahli virologi China yang melarikan diri ke Amerika Serikat (AS) karena khawatir akan dibunuh, mengklaim bahwa virus corona dibuat di laboratorium.

Menurut Dr Li Meng-Yan dilansir dari okezone, dia "menilai dengan jelas" bahwa Covid-19 berasal dari laboratorium yang terhubung dengan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China.

Beijing sebelumnya telah menolak tuduhan bahwa virus corona baru berasal dari laboratoriumnya.

BERITA TERKAIT :
Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor
Kapal China Cari Ribut, Masuk Laut Natuna Utara Lalu Diusir Bakamla

Namun, Dr Li mengklaim sumber wabah itu adalah laboratorium militer, yang dia temukan saat mempelajari penularan virus dari orang ke orang.

Berbicara selama wawancara langsung dengan Lude Press, Dr Li mengklaim dia tidak dianggap serius ketika melaporkan temuan tersebut kepada bosnya.

"Pada waktu itu, saya dengan jelas menilai bahwa virus itu berasal dari laboratorium militer Partai Komunis China,” ujarnya sebagaimana dilaporkan Taiwan News.

"Pasar basah Wuhan hanya digunakan sebagai umpan," tambahnya.

Para ilmuwan saat ini percaya bahwa virus itu mungkin berasal dari pasar basah di Wuhan di mana ia berpindah dari hewan ke manusia.

Dr Li takut jika dia berbicara dia akan diculik oleh otoritas China, jadi memutuskan untuk melarikan diri ke AS dari Hong Kong pada April.

"Saya tahu bahwa begitu saya berbicara, saya bisa menghilang kapan saja, sama seperti semua demonstran yang berani di Hong Kong," katanya.

"Aku bisa menghilang kapan saja. Bahkan namaku tidak akan ada lagi."

Universitas Hong Kong sebelumnya membantah bahwa Dr Li melakukan penelitian tentang penularan penyakit dari manusia ke manusia, dan mengatakan pernyataannya tidak "sesuai dengan fakta-fakta kunci".

Sebelumnya, dalam wawancara dengan Fox News, Dr Li mengklaim dia adalah salah satu orang pertama yang mulai meneliti virus baru tersebut. Dia mengatakan bahwa atasannya pertama kali memintanya melakukan penyelidikan “rahasia” terhadap virus "mirip-SARS" yang menyebar di Wuhan pada 31 Desember.

Dia mengatakan dia kemudian berbicara dengan sejumlah kontak, termasuk orang yang bekerja di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China. Dr Li mengatakan, saat itu temannya memberitahunya bahwa sebuah virus tak dikenal telah diamati di Wuhan dan merupakan “kasus klaster keluarga” yang merupakan indikator penularan manusia ke manusia.

Dr Li mengklaim bahwa ketika dia membawa temuannya ke atasannya, dia diberitahu untuk "tetap diam dan berhati-hati".

"Dia memperingatkan saya..., 'Jangan menyentuh garis merah'," kata Dr Li, merujuk pada batasan tak terucapkan yang ditempatkan oleh Beijing dalam penyelidikan semacam itu.

Sejak wabah menyebar, AS telah menuduh China menyembunyikan informasi mengenai Covid-19, tuduhan yang telah berulangkali dibantah Beijing.

Saat ini lebih dari 18 juta orang di seluruh dunia telah dikonfirmasi terinfeksi Covid-19, dengan hampir 700 ribu korban telah meninggal akibat penyakit pernafasan itu. China yang merupakan negara awal penyebaran virus corona baru mencatat sekira 84 ribu kasus Covid-19 dengan 4.634 kematian, meski banyak yang meyakini angka sebenarnya jauh lebih tinggi.