Oleh: Direktur Eksekutif KP3-I TOM PASARIBU SH
RADAR NONSTOP - Entah apa yang terjadi atau bakal terjadi untuk Indonesia kedepan, melihat gerak-gerik politikus dan tokoh-tokoh saat ini, apakah pemikiran mereka terpengaruh dengan pandemi corona atau hanya karena jabatan dan kekuasaan, kita tidak mengerti dan tahu.
Tapi semua lupa bahwa dari semua ketidakpuasan mereka saat ini ada yang mereka lupakan yaitu nasib rakyat Indonesia secara menyeluruh.
BERITA TERKAIT :Ruud Van Nistelrooy Cetak Rekor Sempurna
Momentum 1 Juni, Musisi Senior Digo DZ: Pancasila Harus Disosialisasikan Agar Mudah Diterima Semua Generasi
Ketidakpuasan terhadap pemerintah dan partai menyebabkan lahirnya organisasi-organisasi yang mengatasnamakan kepentingan rakyat Indonesia secara menyeluruh, namun disaat perjuangan berbuah manis kepentingan rakyat yang sesungguhnya terlupakan.
Kini ada usulan agar UUD 45 untuk diamandemen dengan alasan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat, bila ditelisik seolah-olah pernyataan tersebut menyalahkan isi dan muatan UUD 45 yang membuat masyarakat Indonesia menderita, yang pasti kebutuhan amandemen UUD 45 hanya untuk kepentingan golongan dan kelompok, yang mengakibatkan penderitaan bagi rakyat Indonesia.
Muatan dari UUD 45 bila dilaksanakan sungguh-sungguh tidak akan menyengsarakan rakyat, namun apa hendak dikata, perilaku sebelum berkuasa dan sesudah berkuasa menciptakan jurang yang membumbung tinggi antara bumi dan langit.
Segala upaya dilakukan untuk mengingatkan agar tidak terlalu jauh menyimpang dari koridor yang sudah ditentukan dalam UUD 45, namun kepentingan sesaat lebih menggiurkan daripada kepentingan jangka panjang.
Akibatnya Pancasila dan UUD 45 menjadi tumbal dari konflik para elite, kedewasaan politikpun tertinggal jauh karena pengaruh dendam dan kehausan.
Sistem Negara yang disepakati dalam UUD 45, berubah demi kepentingan sesaat para elite politik, untuk meraih kekuasaan dan jabatan, akhirnya bingung sendiri setelah segalanya carut marut, mau dirunut darimana awalnya untuk dibenahi agar lebih baik perjalanan negara kedepan.
Kebuntuan pun tidak terelakkan karena semua mengklaim paham akan Pancasila dan UUD 45. Namun apakah paham dan mengerti cukup membuat keberhasilan bila tidak didukung dengan perilaku dan perbuatan?
Harapan semakin jauh dari yang ditorehkan, semua sibuk mempertahankan ego, ketamakan dan kesombongan, sementara rakyat berjibaku mempertahankan hidup.
Semogalah kesabaran Rakyat masih luas, seluas terbentangnya Samudra Indonesia, agar derita yang dialami menjadi sebuah pembelajaran untuk bertindak dan berbuat yang lebih positif, arif ke depan demi penyelamatan Ibu Pertiwi yang sedang terombang-ambing di lautan lepas.
Dan yakinkanlah bahwa rakyatmu yang merdeka, bukan kelompok atau segelintir orang.
DIRGAHAYU INDONESIA 75 TAHUN
Jakarta, 18 Agustus 2020