RADAR NONSTOP - Ketua Komisi IX DPR RI, Felly Estelita Runtuwene mengatakan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), mengonfirmasi saat ini sekitar 100 dokter meninggal karena terpapar virus corona dalam usaha penanganan pandemi.
Untuk itu Felly menilai, manajemen internal perlu menelusuri rumah sakit rujukan Covid 19, mengapa banyak dokter dan tenaga kesehatan gugur dan terpapar virus tersebut.
"Mengapa sampai banyak sekali korban yang berjatuhan berasal dari tenaga kesehatan. Mengapa mereka bisa sampai terpapar, bagaimana protokol kesehatan dijalankan di rumah sakit, bagaimana dengan jam kerja dari tenaga kesehatan,’’ tanyanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (3/9).
BERITA TERKAIT :DPRD Tangsel Tancap Gas, Kebut 12 Raperda Di 2025
PPP DKI Aja Ambruk, RIDO Bisa Kena Prank Sandiaga Uno?
Per 13 Juli 2020, sambung Felly, data menunjukan Indonesia telah menjadi negara ketiga tertinggi dalam persentase kematian tenaga kesehatan berbanding kematian total masyarakat akibat Covid-19.
Hal itu juga ditambah dengan masalah penuhnya rumah sakit sehingga tidak mampu lagi menampung pasien Covid-19.
"Perlu didalami apakah memang fasilitas yang mereka miliki tidak lagi mampu menampung, ataukah rumah sakit membatasi diri akibat kurangnya tenaga kesehatan yang ada," tegasnya.
Felly juga meminta adanya pembatasan jam kerja yang optimal bagi dokter dan paramedis. Selain itu juga harus dilihat seberapa sering tenaga kesehatan di rumah sakit tersebut diperiksa kondisi kesehatannya secara berkala.