RADAR NONSTOP - Pelaksana Tugas (Plt) Walikota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf mengatakan untuk mengantisipasi lonjakan positivity rate covid-19. Pihaknya akan kembali melarang kegiatan yang menimbulkan kerumunan.
"Kebijakan ini kita putuskan berdasarkan rapat evaluasi semalam (17/12) karena peningkatan kasus positif cukup tinggi maka kegiatan mengumpulkan orang atau event kegiatan pun kita putuskan dihentikan sementara,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (18/12/2020).
Yusuf yang ditemui usai menghadari Wali Kota Award Sadar Inflasi 2020 di Aula Bale Kota, menegaskan bahwa siapapun yang memaksa untuk menggelar event, akan ditindak tegas oleh pihak berwenang.
BERITA TERKAIT :Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor
Wow, Pemkot Jaksel Anggarkan Rp11 Miliar Buat Beli 50 Unit AC
“Kalaupun ada, nanti tim operasi Satgas yaitu Pak Kapolres dan Pak Dandim yang akan turun. Apalagi kalau tak ada rekomendasi kegiatannya. Maka akan dibubarkan paksa,” terangnya.
Namun demikian, ujar Yusuf, warga tetap bisa menggelar hajatan tetapi dengan pembatasan pengunjung. Menurutnya warga dibolehkan menggelar hajatan dengan dihadiri maksimal sebanyak 30 orang. Hal itu untuk mengantisipasi penyebaran covid-19 di Tasikmalaya.
Rencananya, penerapan protokol kesehatan di Kota Tasikmalaya akan di uji cobakan hingga tahun 2020 berakhir. Hingga saat ini, daftar tunggu pasien positif di RSUD cukup tinggi lantaran ruang covid di sana sudah penuh.
“Maka dengan kebijakan ini kita batasi hanya 30 orang saja. Jadi saya mohon tim operasi mengawasi ketat ya bahwa mereka harus mentaati protokol kesehatan. Kami khawatir nanti masyarakat kami menjadi korbannya dan kita harus hindari itu,” tambahnya.
“Kita ingin mencoba menghindari dan mengantisipasi penularannya. Kita coba sampai akhir Desember ini bisa landai lagi. Karena cukup tinggi daftar tunggu pasien positif yang belum masuk ruang isolasi karena rumah sakit kita sudah penuh,” pungkasnya.
Ditempat terpisah, Penyedia jasa dekorasi pelaminan di Kota Tasikmalaya, Ujang, 47 th mengungkapkan dirinya hanya bisa pasrah saat mengetahui larangan pesta diterapkan kembali. Ia menyebut, selama beberapa waktu kedepan, banyak konsumen yang akhirnya membatalkan order.
"Mau bagaimana lagi, pasrah saja walaupun sulit, ekonomi sulit, orderpun banyak di cancel," katanya.