RN - Tes corona menggunakan Swab bakal diganti dengan metode Saliva. Metode Saliva ini sudah dilakukan dibeberapa negara seperti Korea. Bahkan Inggris sudah melakukan uji coba.
Jika Swab diganti dengan Saliva tentunya membuat para pengusaha alat kesehatan yang melakukan stok barang gigit jari. "Stok masih banyak, kalau diganti rugi dong," tegas seorang pengusaha, Sabtu (30/1).
Diketahui, pemerintah sedang menjalankan rencana penggantian metode tes PCR dari swab ke saliva. Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro menjelaskan, tes saliva PCR adalah metode pengujian virus Corona (COVID-19) menggunakan air liur.
BERITA TERKAIT :Anak Rentan Terkena Hepatitis Akut, PPDB 2022 Sebaiknya Via Daring
Omicron Meledak, Bos PCR Banjir Duit, Ini Jeritan Pengusaha
Sementara itu, swab PCR adalah metode pengujian COVID-19 dengan cairan dari hidung yang selama ini diterapkan di Indonesia.
"Di tahun 2021 ini di dalam rangka mempercepat dan memperluas tes PCR, kami sedang melakukan penelitian untuk mengganti swab dengan saliva. Saliva adalah air liur, sedangkan swab itu adalah cairan yang diambil dari belakang hidung kita," kata Bambang dalam webinar ILUNI UI, Sabtu (30/1/2021).
Dengan saliva PCR, menurutnya durasi pengetesan PCR akan lebih cepat selesai karena adanya perbedaan ekstraksi dalam prosesnya. Di sisi lain, pendeteksi COVID-19 dari air liur lebih nyaman dilakukan ketimbang dari cairan hidung yang untuk diperolehnya perlu memasukkan tangkai panjang yang terbalut kapas ke dalam hidung.
"Nah ini diganti dengan saliva, air liur yang tentunya jauh lebih nyaman dan juga bisa lebih cepat. Karena dengan saliva kita tidak memerlukan ekstraksi RNA seperti yang harus dilakukan saat swab test," imbuh dia.
Menurut Bambang, metode ini sudah dilakukan di sejumlah negara. Harapannya, saliva PCR ini bisa segera diterapkan di Indonesia, apalagi ia meyakini harganya biayanya murah dibandingkan swab PCR.
"Dan saliva (PCR) ini sudah dilakukan di beberapa negara. Mudah-mudahan Indonesia bisa segera mengaplikasikan tes saliva untuk PCR agar tingkat testingnya itu sendiri meningkat dengan biaya yang lebih murah dan nyaman," tandas Bambang.