RN - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan telah menetapkan jalan Sudirman-Thamrin sebagai jalur permanen bagi pengguna sepeda. Hal itu mengingat saat ini penggunaan sepeda sebagai moda transprotasi di Ibukota kian berkembang.
Anggota Komisi B DPRD DKI Fraksi Gerindra, Wahyu Dewanto mengatakan pihaknya mendukung upaya Pemprov DKI mengatasi pencemaran udara sehingga menjadikan Jakarta sebagai miniatur Indonesia yang bebas polusi.
"Mudah-mudahan Pemprov DKI bisa memfasilitasi semua dengan baik, seiring dengan perkembangan sepeda berikut klasifikasi penggunaan sepeda itu. Tentu kita dukung gerakan menurunkan polusi udara," ujar Wahyu saat dihubungi di Jakarta, Minggu (7/2/2021).
BERITA TERKAIT :Usai Dilantik Secara PAW, Sayadih Fokus Menjalankan Peran & Fungsi Anggota DPRD Kota Bekasi
Dongkrak PAD, Anggota DPRD Kota Bekasi: Kepala OPD Harus Memastikan Kinerja Perangkatnya
Wahyu menuturkan sejak awal pihaknya mengingatkan Pemprov DKI untuk merencanakan, mendesain serta mengatur jalur pesepeda dengan sebaik mungkin. Lantaran, menurutnya, sepeda saat ini penggunaan sepeda sudah sangat berkembang, tidak hanya sebagai sarana sport, melainkan sudah menjadi kebutuhan transportasi warga Jakarta.
"Terkait jalur sepeda permanen, sejak awal Pemprov perlu merencanakan, mendesain dan mengatur penggunaannya dengan baik, dengan juga mempertimbangkan ketersediaan ruang jalan untuk pengguna lainnya (pejalan kaki, angkutan umum, sepeda motor dan mobil pribadi)," ungkap legislator yang gemar bersepeda ini.
"Khusus untuk sepeda, penggunaannya sekarang sudah sangat berkembang, ada yang untuk transportasi harian (dari rumah ke kantor pp), operasional harian (wara wiri sepanjang hari), dan juga untuk olah raga (dengan kecepatan tinggi) atau sepeda santai," sambungnya.
Wahyu menilai saat ini jalur permanen standar untuk sepeda santai dan pengguna harian yang digagas Pemprov DKI cukup memadai, ia menyebut jalur pesepeda harian tidak terlalu mengambil jalur pengendara lainnya. Namun demikian, peningkatan fasilitas perpindahan antar moda mesti ditingkatkan.
"Untuk penggunaan harian dan sepeda santai, jalur permanen yang standar mungkin cukup memadai, tanpa terlalu mengambil ruang bagi pengguna jalan lainnya. Fasilitas untuk berpindah antar moda juga penting bagi mereka, misalnya parkir, ruang untuk masuk pada angkutan umum dan lain-lain," jelasnya.
Disamping itu Wahyu mengingatkan bahwa jenis kendaraan sepeda sekarang sudah berkembang menjadi berbagai macam kegunaan. Untuk itu juga, ucap Wahyu, Pemprov DKI harus mengakomodir seluruh segmen pengguna sepeda, misalnya pengguna sepeda dengan kecepatan tinggi. Wahyu menegaskan penting diatur dan difailitasi.
"Tapi untuk pengguna dengan kecepatan tinggi yang saat ini terus berkembang pesat tentu perlu diatur, misal pada jam tertentu di pagi hari pada jalur sepeda permanen atau difasilitasi pada akhir pekan dengan menambah ruang gerak bagi mereka , misal mengurangi jalur kendaraan lain dengan pembatas semi permanen, karena sekarang sepeda yang digunakan pun terus berkembang, ada sepeda balap, gunung, mini, dan terakhir sepeda listrik," tegasnya.