Jumat,  29 March 2024

Dianggap Kutukan, Pasien COVID-19 Loncat Karena Diganggu Jin 

NS/RN/NET
Dianggap Kutukan, Pasien COVID-19 Loncat Karena Diganggu Jin 
Ilustrasi

RN - Jangan pernah menganggap kalau kena Corona adalah aib. Sebab, virus yang pertama kali heboh di Wuhan, China itu bisa disembuhkan. 

Di Bogor, Jawa Barat, seorang pria paruh baya yang merupakan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 kabur saat menjalani isolasi di RS Sentosa, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. 

Beruntung, pasien tersebut sudah ditemukan untuk kembali diisolasi. Komisaris Utama RS Sentosa Kolonel (Purn) Dr. Frits mengatakan, peristiwa itu terjadi sekira pukul 23.00 WIB pada Kamis 18 Februari 2021. 

BERITA TERKAIT :
Sikapi Kondisi Pasien Koma Usai Menjalankan Operasi, Begini Penjelasan RSUD Kota Bekasi
Duka Gempa Sumedang, Pasien RSUD Teriak Kiamat Sambil Bawa Infus 

Saat itu, ketika perawatan patroli berlangsung terdengar ada suara seperti benda jatuh dari lantai dua rumah sakit.

"Diteliti security, ternyata dari lantai 2 pasien itu loncat dari jendela, turun ke bawah melewati tembok rumah sakit dan lari ke arah perumahan sekitar," kata Frits, dikonfirmasi wartawan Jumat (19/2/2021).

Mengetahui hal tersebut, security dan perawat lain berupaya mencari pasien dengan standar penanganan Covid-19. Beruntung, sekitar 15 menit pencarian sang pasien ditemukan di jalan raya.

"Alhamdulillah setelah 15 menit kita kejar, akhirnya pasien ditemukan sudah sementara berjalan di jalan raya. Pada saat kami mendekati, pasien melarikan diri tapi bisa diamankan. Akhirnya dikembalikan ke rumah sakit dan dilakukan pemeriksaan," ungkapnya.

Kepada petugas, pasien yang sudah menjalani isolasi selama 4 hari itu mengaku mengalami halusinasi kerap diganggu oleh mahluk halus alias jin. Karena tidak kuat, dirinya pun mencoba kabur dari rumah sakit.

"Setelah diteliti memang pasiennya merasakan suka ada gangguan, ada makhluk halus, kemudian dia selalu diganggu dengan pikiran. Itu secara medis sih psikotik, pasien dengan ganggyan psikologi. Jadi kemungkinan besar itu gangguan psikologi, mungkin itu juga terjadi pada pasien karena masalah covid-19 dianggap masalah tabu bagi masyarakat," jelas Frits.

Diduga pasien tersebut merasa tertekan dan menganggap covid-19 sebagai 'kutukan'. Sehingga, membuat pria berusia 54 tahun itu berhalusinasi yang berbuntut tindakan negatif.

"Karena itu masyarakat harus diberikan penjelasan covid-19 bukan penyakit kutukan dan sebagainya. Itu yang buat mereka takut sehingga pada saat dirawat di ruang isolasi, itulah yang terbayang-bayang," tambahnya.