Kamis,  28 March 2024

Jejak Arbi Sanit, Ilmuan Politik Yang Tak Tergoda Kekuasaan 

NS/RN/NET
Jejak Arbi Sanit, Ilmuan Politik Yang Tak Tergoda Kekuasaan 

RN - Indonesia kehilangan ilmuan politik handal. Adalah Arbi Sanit yang meninggal dunia, Kamis (25/3) pukul 07.15 WIB. Almarhum mengembuskan napas terakhirnya di RSCM Jakarta dalam usia 81 tahun.

Kabar meninggalnya Arbi Sanit datang dari putra semata wayangnya, Feri Sanit. "Innalillahi wainnailaihi rojiun telah meninggal dunia bapak saya ARBI SANIT di RSCM PUKUL 07.15 pagi, mohon dibukakan pintu maaf bila bapak ada salah," tulis Feri Sanit dalam pesannya, Kamis (25/3).

Arbi Sanit didiagnosis gagal jantung akut, ada cairan di paru. Sebelum wafat, Arbi Sanit sempat dibawa ke ICCU RSCM pada Rabu (24/3) dan dipasang ventilator pukul 22.00 WIB.

BERITA TERKAIT :
JARI’98 Prihatin, Pihak yang Kalah Kerap Menjadikan Agama Komoditas Politik
Bawaslu Jakpus Jangan Memble, Caleg Demokrat Terindikasi Politik Uang

Arbi dikenal sebagai pengamat yang berani dan tak sungkan mengkritik kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat. Dia juga tak pernah tergoda dengan kekuasaan walaupun sering ditawari parpol bahkan jabatan di pemerintah. 

Arbi Sanit lahir di Painan, Sumatra Barat, 4 Juni 1939. Penulis buku Sistem Politik Indonesia (1981); Perwakilan Politik di Indonesia (1985); dan Partai, Pemilu, dan Demokrasi (1997) itu adalah salah satu pakar politik Indonesia. Ia pernah menjadi dosen ilmu politik di Universitas Indonesia dan Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka.

Anak kelima dari 11 bersaudara ini memperoleh gelar sarjana dari FISIP UI pada 1969 dengan skripsi Partai Komunis Indonesia: Sumber Kekuatan Politik di Pedalaman Jawa Tengah dan Jawa Timur 1952-1965. Kemudian, dia mengambil Program Non-Gelar Sistem Politik Indonesia di Universitas Wisconsin, Amerika Serikat (1973-1974).