Minggu,  24 November 2024

Kisah Penggali Kubur Covid-19: Saya Letih, Sudah Terlalu Banyak Jenazah

DIS/RN
Kisah Penggali Kubur Covid-19: Saya Letih, Sudah Terlalu Banyak Jenazah

RN - Kasus Covid-19 terus meninggi di Jakarta. Bahkan angka yang meninggal juga meningkat. Media asing TRhe Gurdian pun memberitakan kehidupan penggali kubur pasien Covid-19 di salah satu TPU di Rorotan, Jakarta.

Miris, para penggali kubur kewalahan sekaligus sedih karena setiap hari banyak korban terus berguguran akibat virus mematikan ini. Media asing tersebut menjelaskan kalau sampai siang hari saja, sudah ada 23 jenazah pasien Covid-19 yang dikuburkan. Padahal, para penggali kubur itu mulai bekerja pukul 07.00 WIB.

Sedikitnya dua eksavator bersiaga karena tanah yang keras di TPU itu menyulitkan penggalian jika hanya mengandalkan sekop.

BERITA TERKAIT :
Corona Marak Lagi Di Singapura, Bikin Parno Aja Tuh Virus
Diberi Penghargaan Oleh Jokowi Soal Perang Lawan Corona, Kini Tidur Dibui Karena Dituduh Korupsi APD 

"Enam penggali kubur mengenakan APB serba putih, mereka membawa peti mati dari ambulans yang berbaris di dekat kuburan. Bahkan, pada hari sibuk, mungkin ada 10 ambulans di area TPU," tulis laporan yang dipublis pada Sabtu, 26 Juni 2021.

Di sebelah para penggali, berdiri keluarga jenazah menangis dalam diam. Melantunkan doa untuk jenazah yang terkasih. Momen ini tentu jadi hal yang menyedihkan, berpisah dengan cara yang tak biasa.

Beberapa waktu kemudian, ada peti jenazah berukuran kecil keluar dari ambulans. Petugas berteriak, "Ini anak kecil! Ini anak kecil! Buatkan lubang baru."

Ya, kematian anak akibat Covid-19 di Indonesia tercatat nomor satu terbanyak di Indonesia. Itu mengapa, saat ini seluruh dokter menyarankan agar melakukan proteksi maksimal terhadap anak-anak dari paparan varian Delta yang mudah menyerang kelompok anak-anak tersebut.

"Selalu terasa lebih menyedihkan tatkala kami mesti menguburkan jenazah anak-anak. Mereka terlalu muda untuk mati," ungkap Darsiman, penggali kubur berusia 48 tahun.

Sejak TPU Rorotan dibuka dua bulan lalu, Darsiman menjelaskan kalau dirinya sudah menguburkan sekitar 900 jenazah. "Saya kira pada akhirnya TPU ini akan menjadi tempat bagi 1.000 jenazah," kata Darsiman.

Pemerintah DKI Jakarta sendiri mencatat bahwa lebih dari 100 penguburan jenazah korban Covid-19 per hari. DKI Jakarta adalah wilayah dengan korban kematian tertinggi di Indonesia dengan 180 pemakaman di seluruh Jakarta.

Darsiman yang sudah 20 tahun menjadi pengubur jenazah mengaku lelah dengan kondisi saat ini. "Ini terlalu melelahkan buat kami. Setiap hari, kami mulai pukul 7 pagi dan selesai pukul 10 hingga 11 malam," ujarnya.

"Bahkan, kemarin lebih ramai. Sekitar waktu ini (siang hari), kami telah menguburkan lebih dari 40 jenazah. Sampai malam, totalnya kami menguburkan 78 jenazah di TPU ini," ujarnya lagi.

TPU Rorotan adalah tempat pemakaman baru yang disediakan Pemprov DKI Jakarta akibat tak cukupnya lagi lahan TPU yang sudah ada sebelumnya. TPU ini memiliki luas 3 hektar dan hanya diperuntukan untuk jenazah pasien Covid-19.

"TPU Rorotan setidaknya dapat menjadi ruang pemakaman bagi 6.000 jenazah pasien Covid-19," kata Ivan Murcahyo, Kepala Dinas Pertamanan dan Kehutanan Jakarta.

Kembali ke Darsiman, menurut pria itu dirinya tak pernah membayangkan akan menghadapi situasi seperti saat pandemi ini. Ya, dia menguburkan banyak jenazah setiap harinya.

"Saya telah melihat terlalu banyak mayat yang dikirim dan dikuburkan di pemakaman ini. Saya bahkan bertanya-tanya, bagaimana jika saya adalah salah satunya. Ada begitu banyak hal yang saya pikirkan karena tugas ini," ungkapnya haru.

Karena bertugas sebagai pengubur jenazah pasien Covid-19, Darsiman mengkhawatirkan keluarganya di rumah. Ya, dia amat takut jika saat pulang ke rumah, ternyata dia membawa virus di tubuhnya dan ini bisa membahayakan istri maupun anak-anaknya.