Sabtu,  20 April 2024

Spekulan Obat Raup Untung Saat Rakyat Terjepit, Emang Ada Yang Beking Ya Pak Luhut...

NS/RN
Spekulan Obat Raup Untung Saat Rakyat Terjepit, Emang Ada Yang Beking Ya Pak Luhut...

RN - Binis dengan untung besar memang dambaan semua pengusaha. Tapi, bisnis dengan memanfaatkan situasi saat rakyat terjepit adalah biadab. 

Diketahui, lonjakan Corona membuat harga obat dan vitamin melambung. Beberapa rumah sakit mengaku kesulitan mencari obat dan vitamin. 

"Sulit cari obat anti virus, kalaupun ada mahal banget. Belum lagi oksigen juga langka," keluh seorang tenaga medis salah satu rumah sakit di Jakarta, Sabtu (3/7) malam. 

BERITA TERKAIT :
Sebut Jokowi-Gibran Gak Bisa Kerja, Opung Luhut Minta Ahok Lihat Pakai Kepala 
Mahfud Dan Beberapa Menteri Mundur, Opung Luhut Jangan Bikin Panas Dong

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar aparat kepolisian tidak ragu menindak spekulan atau pihak-pihak yang mencari keuntungan di masa darurat dengan memainkan harga obat. Mereka harus ditindak tegas sampai ke akar-akarnya.

Pada masa kritis ini, kata Luhut, jangan ada lagi masalah-masalah lain yang membebani seperti keberadaan obat, kenaikan harga obat, ketersediaan tabung oksigen, bahkan masalah hoax.

"Kita ngurus oksigen aja udah pusing karena jumlahnya meningkat sampai 6-7 kali, jadi jangan ditambah lagi dengan persoalan-persoalan yang tidak perlu atau mengambil keuntungan dari keadaan ini. Jadi harga-harga harus dibikin wajar," kata Luhut dalam konferensi pers Harga Eceran Tertinggi (HET) Obat dalam Penanganan Covid-19, Sabtu (3/7/2021).

Luhut menyebutkan semua harus tunduk pada peraturan Menkes.

Luhut meminta Kabareskrim Komjen Pol Agus Andrianto agar tidak ragu dalam keadaan darurat seperti sekarang menindak tegas orang yang bermain mencari keuntungan melanggar peraturan.

"Saya nggak ada urusan siapa dia, nggak ada urusan beking-bekingan pokoknya kita cabut sampai ke akar-akarnya. Kita nggak boleh main-main," tegas Luhut kepada Komjen Agus.

Menurut Luhut, sudah sejak tiga hari lalu harga obat sudah tidak teratur karena ada kesengajaan menaikkan.

"Seperti harga obat ivermectin itu bisa sampai beberapa puluh ribu padahal sebenarnya itu (harganya) hanya Rp 7.000 sampai Rp 8.000 atau di bawah Rp 10.000. Saya bilang ke Pak Budi (Menkes Budi Gunadi Sadikin) pokoknya bikin patokan saja di bawah Rp 10.000. Jadi tertinggi Rp 10.000," kata Luhut.