Jumat,  22 November 2024

Yang Mau Selamat Dari Corona, Jangan Mudik Saat Idul Adha

NS/RN
Yang Mau Selamat Dari Corona, Jangan Mudik Saat Idul Adha
Ilustrasi PPKM darurat.

RN - Corona makin ganas. Saat ini Indonesia masih menjadi sebaran virus varian Delta terbesar di dunia. Jumat (16/7), ada tambahan 54.000 pasien Corona. Alhasil, total konfirmasi positif di Indonesia menembus 2,780 juta.

Sementara Jokowi resmi memperpanjang PPKM darurat hingga akhir bulan Juli 2021. Untuk itu warga diminta agar tidak mudik atau pulang kampung saat peryaaan Idul Adha. 

"Tadi Rapat Kabinet terbatas yang saya ikuti waktu saya di Sukoharjo (Jateng) sudah diputuskan Bapak Presiden dilanjutkan sampai akhir Juli PPKM ini. Warga dihimbau tidak mudik saat Idul Adha," terang Menko PMK Muhadjir Effendy, Jumat (16/7) 

BERITA TERKAIT :
Kabar Duka, Ratusan Jamaah Haji Indonesia Wafat Akibat Panas Ekstrem
Santuni Anak Yatim, PT Waskita Bareng Pengurus RW 13 Kel. Penjaringan Berbagi Kasih

“Jangan pernah anggap laporan kematian itu sekadar angka. Kemarin, para petugas Distamhut menguburkan 281 jenazah, itu adalah kisah pilu ribuan keluarga. Orang tercinta yang sebulan lalu masih bugar dan bahagia. Semua berubah,” ucap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. 

"Bansos yang untuk PPKM Darurat ini datang dari pemerintah pusat. Terus terang Jawa Barat tidak terlalu sanggup karena kami hilang Rp5 triliun," beber Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. 

"Kemenag akan segera berkoordinasi dengan ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, MUI, dan ormas Islam lain untuk bersama-sama mengimbau masyarakat tidak melakukan mudik Idul Adha karena kita tahu mudik ini akan memicu penyebaran COVID-19," tegas Menag Yaqut Cholil Qoumas. 

Resiko PPKM Darurat 

Muhadjir mengatakan, Presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa keputusan memperpanjang PPKM darurat ini memiliki banyak risiko, termasuk bagaimana menyeimbangkan antara mendisiplinkan warga menaati protokol kesehatan sesuai standar PPKM dengan penyaluran bantuan sosial. 

Menurutnya, bantuan sosial tidak mungkin ditanggung oleh pemerintah sendiri. Namun gotong-royong bersama masyarakat dan sejumlah instansi lainnya juga diperlukan dalam menghadapi pandemik ini.

"Bansos ini tidak mungkin ditanggung pemerintah sendiri sehingga gotong royong masyarakat, termasuk civitas academica UGM ini di bawah pimpinan pak rektor membantu mereka-mereka yang kurang beruntung akibat kebijakan PPKM ini," ujar Muhadjir.

Sedekah masker, kata dia, juga perlu menjadi perhatian mengingat tidak sedikit warga yang menganggap masker sebagai barang yang mahal. Muhadjir menuturkan, apa pun istilah yang digunakan, baik PPKM darurat atau PPKM super darurat, selama masyarakat tidak mau kompromi menahan diri melanggar prokes maka penanganan Covid-19 tidak akan berhasil.

"Jika tidak menyadari bahwa prokes adalah menjadi yang utama, penanganan Covid-19 ya tidak berhasil," ucapnya.