RN - Presiden Jokowi memberikan pengarahan kepada jajarannya. Selain soal masker dan prokes, Jokowi juga meminta kepada kepala daerah agar memperhatikan soal jumlah vaksinasi.
Arahan Jokowi kepada jajaran kementerian dan lembaga (K/L) dalam rapat terbatas (ratas) mengenai evaluasi PPKM Darurat kemarin Jumat (16/7/2021).
Jokowi menyebut Bali dan DKI Jakarta sampai saat ini sudah mencapai di atas 60 persen. Di Bali misalnya, sudah 81% dosis dan DKI Jakarta sudah 72%.
BERITA TERKAIT :Di Hadapan Kepala Daerah, Anies: Banyak Masalah Seperti Subsidi BBM Murah
Usulan Pansus Cuma Akal-Akalan, Ada Agenda Busukin Anies Lewat JIS
"Kemudian provinsi mana yang sekarang harus kita fokuskan. Menurut saya tiga yaitu jawa barat, jawa tengah, banten. Karena ini baru 12%. Jawa Barat 12%, Jawa Tengah 14%, Banten 14%. Sehingga Jawa segera masuk ke herd immunity kita harapkan di Agustus akhir atau paling lambat pertengahan September," katanya.
Ada beberapa hal yang dia soroti, mulai dari program vaksinasi, pasokan oksigen hingga perpanjangan PPKM Darurat.
Pertama, Jokowi menyoroti vaksinasi COVID-19. Berdasarkan data yang ia dapatkan, vaksin dan bulk yang sudah masuk Indonesia sebanyak 137 juta.
"Padahal yang sudah disuntikkan dalam vaksinasi itu kurang lebih 54 juta. Artinya stok yang ada, baik mungkin di Bio Farma maupun di Kementerian Kesehatan atau mungkin di provinsi, di kabupaten, di kota, di rumah sakit, di puskesmas-puskesmas terlalu besar," kata Jokowi.
Ia meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mempercepat distribusi vaksin yang ada.
Kedua, berkaitan dengan oksigen. Jokowi mendapat informasi banyak pabrik yang masih bisa ditambah kapasitas produksinya.
"Ada juga pabrik yang off yang bisa di-on-kan tetapi membutuhkan pembiayaan. Ini tolong juga dicarikan solusinya karena memang apapun kita harus menyiapkan diri apabila betul-betul ada lonjakan dan kebutuhan oksigen bisa terpenuhi. Dari dalam negeri sebetulnya kalau kita gerakan semua cukup," katanya.
Masih dalam poin yang sama, Jokowi menyebut penyekatan yang dilakukan perlu dievaluasi.
"Artinya penyekatan ini mungkin perlu kita evaluasi, apakah efektif juga menurunkan kasus karena ini yang terkena sekarang ini banyak yang di keluarga-keluarga, atau ada strategi lain yang mungkin bisa kita intervensikan ke sana," tuturnya.
Diketahui, Gubernur Bali Wayan Koster dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan getol melakukan kampanye vaksin. Keduanya, sama-sama blusukan di daerah masing-masing dalam memantau penyuntikan vaksin kepada warganya.