RN - Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi seperti sedang mencari ribut. Dia menuding kalau di Jakarta dirinya menemui orang-orang tidak bermasker.
Ucapan politisi PKS ini ibarat pepatah 'menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri'. Diketahui, Satgas COVID-19 menyebut, kalau Sumbar berada diurutan kedua terparah dengan poin 59% kelurahan dan desa tidak patuh bermasker.
Selain Sumbar, Gorontalo paling parah yakni 70,24 persen warganya tidak patuh bermasker. Lalu peringkat ketiga yakni 53,33% kelurahan dan desa di Maluku Utara (Malut).
BERITA TERKAIT :Banjir Bandang Sumbar Sudah 50 Orang Tewas, Warga: Rumah Hancur Mirip Kiamat
Ekonomi Di Sumbar Lagi Sulit, Anak Muda Banyak Yang Tergiur Jadi Kurir Narkoba
Warga Jakarta yang ditemui wartawan mengaku, kalau ucapan Gubernur Sumbar itu lagi buang badan dan sedang menyelamatkan diri dari kinerja buruknya. "Itu namanya cari ribut doang," ungkap warga.
Provinsi dengan kepatuhan terendah pakai masker:
1. 70,24 % kelurahan dan desa di Gorontalo
2. 59% kelurahan dan desa di Sumatera Barat
3. 53,33% kelurahan dan desa di Maluku Utara
3 provinsi dengan kepatuhan terendah jaga jarak:
1. 71,43 kelurahan dan desa di Gorontalo
2. 60% kelurahan dan desa di Maluku Utara
3. 56,32% kelurahan dan desa di Sumatera Barat
"Tiga provinsi dengan kepatuhan memakai masker rendah adalah Gorontalo, Sumatera Barat, Maluku Utara. Sedangkan untuk jaga jarak, ini mirip, cuma bedanya Maluku Utara naik jadi peringkat kedua, Sumatera Barat jadi peringkat ketiga," tegas Dewi Nur Aisyah, Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas COVID-19 dalam siaran YouTube BNPB, Rabu (4/8/2021).
"Kalau dilihat di Indonesia sekarang kan orang juga sudah bosan juga pakai masker. Tapi kebosanan-kebosanan saja. Bahkan di Jakarta sendiri. Saya ketemu aja di Jakarta ada orang-orang tidak bermasker," ucap Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi.
Meski begitu ia berharap pihak yang mengeluarkan pernyataan bukan hanya sekedar memberikan penilaian, melainkan memberi solusi.
"Jadi kalau mau menilai, silakan saja. Silakan menilai, tapi beri solusi. Orang menilai, semua orang bisa. Tapi bagaimana memecahkan masalah untuk itu. Saat yang tepat bukan hanya menilai atau mengkritisi, tapi mencari solusi," ucap Mahyeldi kepada wartawan, Kamis (5/8).
Sementara beberapa warga DKI yang ditemui wartawan mengaku, kalau ucapan Gubernur Sumbar Mahyeldi seperti seorang pemimpin yang enggan mengakui kegagalannya. "Seperti lagi cari kambing hitam dan seperti lagi cari ribut ama DKI dia. Aneh banget, pemimpin itu harus mau dikritik jangan dipuji doang woi," sindir Sanaf warga Kembangan, Jakarta Barat, Kamis (5/8).
Ketua Forum Pemuda Peduli Jakarta (FPPJ), Endriansah menilai Mahyeldi itu sedang memancing emosi warga Jakarta. "Lagi cari ribut disaat warga sulit mencari makan akibat Corona, harusnya akui saja kegagalannya," terangnya.
Rian sapaan akrabnya meminta kepada Mahyeldi tidak asal ucap. "Jangan juga kegagalan dia kerja lalu cari kambing hitam. Saya hanya mau bilang situ sehat Pak Gubernur," tambah aktivis Jakarta ini.