.png)
RADAR NONSTOP - Reklamasi milik para cukong resmi berganti nama. Di Pulau C, D, dan G kini berganti nama menjadi Pantai Kita, Maju, dan Bersama.
Pergantian dikuatkan dengan Keputusan Gubernur Nomor 1744 Tahun 2018 pada 26 November 2018 tentang Penamaan Kawasan Pantai Kita, Kawasan Pantai Maju, dan Kawasan Pantai Bersama Kota Administrasi Jakarta Utara. Kepgub itu tentunya disambut antusias warga dan nelayan.
Karena selama era Ahok, pulau itu seperti terlarang. Para nelayan dilarang mendekat. "Dulu, kita dekat aja diusir. Wah ada tukang pukulnya sebelum disegel," terang Samirin (46), nelayan yang biasa mencari ikan di kawasan Pulau Seribu.
BERITA TERKAIT :Ara Sebut Jokowi Macan Tidur, Gara-Gara Anies Dukung Pramono
PPP DKI Aja Ambruk, RIDO Bisa Kena Prank Sandiaga Uno?
Menurut Gubernur Anies Baswedan kalau nama baru tersebut maknanya untuk masa depan. "Bahwa ke depan ini menjadi wilayah tempat kita, salah satu tempat bisa merasakan laut, pantai, dan merasakan kemajuan bersama," ujar Anies.
Perubahan nama ini mengakhiri polemik pulau reklamasi. Keputusan ini merupakan tindak lanjut dari langkah Anies mencabut izin proyek pulau reklamasi di Teluk Jakarta. Izin 13 pulau reklamasi dicabut secara permanen.
Pembangunan kawasan ini diserahkan kepada BUMD PT Jakarta Propertindo (Jakpro) yang tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 120 Tahun 2018, yang baru disahkan pada 16 November 2018.
Dipuji oleh nelayan dan warga, bukan berarti tidak ada kritik. Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD DKI Jakarta Bastari Barus menilai kalau Anies kekurangan jargon. Nasdem berpendapat harusnya nama pulau itu yang menggambarkan kejakartaan.
Ada kesan, Nasdem tidak pernah menilai positif atas kinerja Anies. Wajar jika Nasdem selalu bersebrangan, karena saat pilkada, Nasdem berada di barisan Ahok-Djarot.
Bukan hanya reklamasi, Nasdem juga pernah menuding penataan Tanah Abang, diskresi terhadap penataan PKL di trotoar hingga OK OCE hanya lips service dan rumah DP 0 Persen.
