RN - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menghimbau agar masyarakat mengurangi mobilitas dan aktifitas diluar rumah berkenaan dengan merebaknya virus omicron. Sebab, per hari Minggu, 9 Januari, tercatat sudah ada 407 kasus Omicron di DKI dan penyebaran terbesar ada di Jakarta Barat.
"Nanti kalau ada penyebaran baru ini tentu ada kebijakan yang ditetapkan sesuai aturan, di antaranya bisa saja dilakukan lockdown lokal di tempat tertentu," ujar Ariza di Balaikota Jakarta, Senin (10/1/2022).
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Forum Politik Indonesia Kang Tamil, menurut kajian statistik yang dilakukan lembaganya penyebaran virus omicron di DKI dapat meningkat hingga bulan April jika tidak tertangani dengan baik dalam Januari ini.
BERITA TERKAIT :Suswono Gagal Nyaleg Diplot Menjadi Cawagub RK Lewat KIM Plus
RK OTW Pilkada Jakarta, Angin Surga Untuk Babah Alun
"Jika kita pakai metode moving average, secara lengkungan kurva, puncak penyebaran bisa ada di bulan April bahkan lewat. Hal ini didukung dengan Imlek, Ramadhan, dan Idul Fitri yang datang berdekatan," ungkap Komunikolog ini, Senin (10/1/2022).
Kang Tamil mengatakan bahwa sebaiknya Pemerintah pusat menutup alur masuk dan keluar luar negeri, serta pemerintah daerah melakukan local tracking dan menerapkan PPKM Mikro.
"Mungkin saran kami ini membuat banyak orang kesal, tapi jika kita PPKM 2 minggu ini, dampak karantina panjang bisa kita hindari. Jika tidak, besar kemungkinan kita akan merayakan Idul Fitri seperti tahun lalu, dan itu akan sangat berdampak pada perekonomian nasional," tandasnya.
Kang Tamil juga menyayangkan kinerja Walikota Jakarta Barat Yani Wahyu Purwoko, pasalnya wilayahnya bisa kecolongan tersuspect Omicron seperti di wilayah Krukut, Tamansari.
"Harusnya Walikota proaktif lihat perkembangan ini, jangan tidur aja. Ini kok bisa kecolongan, memang kerjaan walikota ngapain aja sih wilayah bisa tersuspect.?,"cibirnya.
(***)