Sabtu,  20 April 2024

Iwan Fals Ungkap Sejarah Lagu Bento, Penasaran?

DIS
Iwan Fals Ungkap Sejarah Lagu Bento, Penasaran?

RN - Siapa tak tahu lagu Bento? Sering dilantunkan oleh musisi dari berbagai kalangan, lagu ini kerap dipandang sebagai kritik terhadap sosok-sosok pemerintahan zaman dahulu.

Namun rupanya, lagu karya Iwan Fals ini punya sejarah yang lebih sederhana dari itu.

Berbicara lewat konferensi pers Tiga Dekade SWAMI yang digelar di hari Rabu (26/1/2022), Iwan Fals sedikit menguak kisah di balik salah satu lagunya yang paling tenar, Bento.

BERITA TERKAIT :
Sodetan Ciliwung Sudah Jalan Dari 2019, Kaum Nyinyir Salah Baca Data 
Iwan Fals Bandingkan Kaesang Dengan Anak Tukang Bakso

Meski seringkali disangka sebagai kritik pada satu orang spesifik, ternyata lagu ini diciptakan Iwan tanpa memikirkan sosok manapun. Dia hanya ingin membicarakan sebuah fenomena sosial yang kala itu sedikit mengganggunya.

“Waktu itu lagi ramai tentang pembangunan real estate yang jadi impian semua keluarga muda. Sampai akhirnya mereka semua berani menghalalkan segala cara,” ujar Iwan Fals.

Menurut pengakuannya, proses penulisan lagu Bento tak rumit-rumit amat. Merasa tak pernah kesulitan dalam menggarap karya, lagu ini pun tercipta 'begitu saja' setelah melihat fenomena yang terjadi di sekitarnya.

“Akhirnya nulis lagu, dan jadi begitu aja. Awalnya kami coba sebut nama orang yang beda-beda, tapi ternyata yang nempel Bento,” tuturnya melanjutkan.

Punya lirik yang pedas dan menyinggung perihal keserakahan, lagu Bento rupanya tak cuma menjadi kritik kepada orang-orang yang bermasalah di luar sana, tetapi juga sebagai cermin bagi dirinya sendiri. Membayangkan dirinya menjadi jahat, ungkapnya.

“Dalam membuat lagu, fenomena sosial memang punya pengaruh besar. Tapi lagu ini lebih soal berkaca dalam diri, membayangkan apa yang bakal saya katakan kalau diri saya jadi jahat,” ucapnya.

Sebagai salah satu lagu yang paling banter dinyanyikan ketika ada berita soal pejabat ketahuan korupsi, nyatanya latar belakang lagu ini nyaris tak mendekati penggunaannya di masa kini.

Namun, seperti kata banyak seniman, beda penafsiran bukan sesuatu yang salah, bukan?