Jumat,  22 November 2024

Warga Desa Wadas Purworejo Masih Trauma, Mas Ganjar Gimana Nih? 

NS/RN
Warga Desa Wadas Purworejo Masih Trauma, Mas Ganjar Gimana Nih? 
Ilustrasi

RN - Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah masih mencekam. Warga di sana juga terlihat trauma. 

Keberadaan aparat yang wara wiri menambah trauma warga. "Iya, saya takut banget," ungkap warga yang namanya enggan disebutkan, Sabtu (12/2) malam.

Ketua GP Ansor Luqman Hakim mengungkap kondisi terkini di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, pasca-insiden. Luqman mengatakan pihak GP Ansor telah berada di Desa Wadas sejak Rabu (9/2). 

BERITA TERKAIT :
Ganjar Masih Abu-Abu Hadiri Pelantikan Prabowo, Jangan-Jangan Belum Ikhlas?
Pelantikan Prabowo Bakal Dihadiri Ganjar Dan Anies, Tensi Politik Bakal Aman Dan Sejuk

Sejak saat itu, GP Ansor mengumpulkan data terkait insiden yang terjadi di lokasi.

"LBH Ansor turun langsung ke lokasi konflik di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jateng, sejak 9 Februari kemarin. LBH Ansor memperoleh banyak data dari warga yang pro dan kontra pembebasan lahan. LBH Ansor juga bertemu dan melakukan wawancara terhadap beberapa warga yang pernah ditangkap polisi," kata Luqman dalam keterangannya, Sabtu (12/2/2022).

Tak hanya itu, anggota DPR Fraksi PKB Dapil Jawa Tengah VI ini juga memaparkan kondisi di Desa Wadas per Jumat (11/2) malam kemarin. Dia menyebut masih banyak polisi bersenjata api hingga kondisi desa yang terisolasi.

"Banyak warga yang masih trauma atas peristiwa pengepungan, penangkapan, dan penahanan warga oleh aparat polisi. Masih sangat banyak polisi berjaga dengan senjata lengkap dan membawa anjing pelacak (K-9). Listrik PLN masih padam. Sudah sejak Senin (7/2) listrik dimatikan oleh PLN. dan Sinyal seluler sulit diperoleh menyebabkan informasi dari Desa Wadas tidak mudah diakses. Desa Wadas masih terisolasi," ucapnya.

Atas laporan itu, Luqman pun mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo segera menarik seluruh pasukan dari Desa Wadas. Langkah ini, kata dia, demi mengurangi trauma warga.

Sementara Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Sasmito meminta pemerintah berhenti menyatakan tindakan represif aparat keamanan di Desa Wadas dengan label hoaks.

Ia berkata, pemerintah harus mengedepankan prinsip-prinsip seperti komitmen non partisan dan keadilan, komitmen transparansi atas sumber, transparansi metodologi, serta komitmen atas koreksi yang terbuka dan jujur, sebagaimana diwajibkan Jaringan Pengecekan Fakta Internasional (IFCN).

Sebelumnya, pada 8 Februari 2022, polisi diturunkan untuk mendampingi Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang mengukur lahan rencana penambangan material Bendungan Bener. 

Penolakan oleh sebagian warga pun muncul, ada 67 orang yang ditangkap. Dari total tersebut ada 60 warga yang ditangkap (13 di antaranya anak-anak), 5 solidaritas, 1 Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta (Dhanil Al-Ghifari), dan 1 orang seniman (Yayak Yatmaka).

Menanggapi adanya penolakan tersebut, Direktur Bendungan dan Danau Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Airlangga Mardjono mengatakan proyek itu akan tetap dilanjutkan.

"Proses pembangunan sudah 15 persen. Tetap lanjut (meski ada penolakan)," kata Airlangga saat dihubungi Kamis, 10 Februari 2022.

Dalam situs KPPIP, penanggung jawab Proyek Bendungan Bener adalah Kementerian PUPR. Adapun Bendungan Bener ditargetkan mulai beroperasi 2023.

Dia mengatakan target beroperasi Bendungan itu akan mundur menjadi 2025. Menurutnya, tidak ada kerugian dari mundurnya proyek itu. Di mana saat ini pembebasan lahan Bendungan Bener mencapai 60 persen.

Adapun Warga Desa Wadas menolak pembukaan lahan tambang andesit di desanya sejak 2017. Batuan andesit di desa tersebut akan dikeruk untuk bahan baku proyek pembangunan Bendungan Bener di Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, yang menjadi bagian dari proyek strategis nasional (PSN) pemerintah.

Menurut rilis dari Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (GEMPA DEWA) ada puluhan orang warga Wadas ditangkap oleh aparat kepolisian berkaitan dengan aksi penolakan pengukuran di Desa Wadas. 

Selain itu, menurut rilis berbagai lembaga, seperti LBH Yogyakarta, Walhi, Greenpeace, dan Front Nahdliyyin menyebutkan bahwa aparat kepolisian melakukan pengepungan kepada warga yang masih bertahan di Wadas. Seruan Wadas Melawan terus bergema di berbagai media sosial.

Sebanyak 55 akademisi dari 31 kampus dan institusi riset mendesak pemerintah meninjau ulang urgensi dari Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Bener di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah. Desakan ini muncul setelah proyek ini menyulut insiden antara warga setempat dan kepolisian.