RN - Gerakan pertanian perkotaan (urban farming) di Jakarta Utara kembali membuahkan hasil. Melon varietas unggul, gold kembali dipanen di atap bangunan (rooftop) Apartemen Gading Nias, Tower Emerald, Kelapa Gading yang merupakan lokasi ke empat di Jakarta Utara.
Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara, Ali Maulana Hakim menegaskan urban farming tidak bersifat program melainkan suatu gerakan masyarakat di DKI Jakarta, khususnya Jakarta Utara.
Dengan hadirnya gerakan urban farming ini, ketahanan pangan masyarakat semakin mapan yang sejalan dengan upaya menjaga keasrian lingkungan.
BERITA TERKAIT :Manfaatkan Lahan Aset Pemda, Lurah Bareng Warga Kembangan Utara Panen Melon dan Tomat
Mentan Kasih 10 Alasan Produksi Padi Turun, Semoga Bukan Jurus Ngeles Dari Pak Amran?
"Pertanian perkotaan ini kami inisiasi melalui agen-agen perubahan kami seperti PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga), pengelola RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak) maupun pengurus RT/RW yang dibina oleh Suku Dinas KPKP (Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan) Kota Administrasi Jakarta Utara," kata Ali Maulana Hakim saat ditemui di Apartemen Gading Nias, Tower Emerald, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (10/3).
Gerakan urban farming ini pun tertuang dalam Instruksi Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pelaksanaan Pertanian Perkotaan (Urban Farming) di Setiap Wilayah Kecamatan/Kelurahan di Wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara.
Dalam instruksi tersebut, setiap kelurahan di enam kecamatan di Jakarta Utara diinstruksikan menghadirkan urban farming dengan dua jenis tanaman berbeda yakni melon dan anggur.
"Kami mencoba instruksikan urban farming ditanam tanaman anggur dan melon supaya menghilangkan kejenuhan penanaman tanaman seperti sayur mayur (cabai, tomat, terong dan lain sebagainya). Lagi pula anggur dan melon juga memiliki nilai tinggi apabila nantinya gerakan ini sudah masuk pada tahap produksi massal. Tapi saat ini kami masih dalam tahap penggerakan terutama generasi-generasi muda kita," jelasnya.
Ali juga berharap dengan gerakan urban farming ini keasrian lingkungan terjaga dengan baik karena hakikat tanaman yang tumbuh mampu memproduksi oksigen yang diperlukan makhluk hidup.
Termasuk dapat mengurangi polusi udara dan terpenting menjadikan urban farming sebagai solusi dalam daur ulang sampah organik sebagai pupuk maupun anorganik seperti botol galon plastik yang dapat dijadikan sebagai pot.
"Urban farming ini solusi bagi kita masyarakat di Jakarta yang memiliki lahan sempit untuk bisa menanam tanaman. Bisa di lahan mendatar ataupun rooftop seperti di sini," jelasnya.
Manajer Pengelola Apartemen Gading Nias, Evi Karlina menyebut lima belas melon dipanen sejak ditanam pada Desember 2021 lalu.
Sukses di satu tower, Evi merencanakan membuka kembali lokasi urban farming di lima tower lainnya.
"Yang mengelola tentunya selain pengelola apartemen juga ada pengurus RT/RW, PKK dan lain sebagainya," tutup Evi.