Kamis,  21 November 2024

Diklaim Turun Dan Tinggal 9 Persen, Tapi Menko PMK Bandingkan Orang Miskin Dengan Nasi Liwet

NS/RN
Diklaim Turun Dan Tinggal 9 Persen, Tapi Menko PMK Bandingkan Orang Miskin Dengan Nasi Liwet
Ilustrasi

RN - Menko PMK Muhadjir Effendy mengklaim kemiskinan ekstrem di Indonesia sudah mencapai 9 persen. Tapi, dengan jumlah 9 persen pengentasannya justru semakin sulit. 

Muhadjir menganalogikannya dengan kerak nasi liwet.

"Makin dikit yang miskin bukan semakin mudah, justru semakin sulit untuk dihilangkan. Ibarat nasi liwet, ini adalah keraknya yang harus didatangi satu-satu," kata Muhadjir dalam keterangan tertulis yang dikutip Minggu (20/3/2022).

BERITA TERKAIT :
Duit Bansos DKI Rp 802 Miliar, Jangan Sampai Yang Kaya Dapat Bantuan
Klaim JHT, Peserta di Jakbar Curhat Seperti Digocek BPJSTK.?

Pernyataan itu disampaikan Muhadjir saat mengunjungi salah satu wilayah yang merupakan kantong kemiskinan ekstrem di Kabupaten Malang, tepatnya di Desa Wajak, Kecamatan Wajak, Sabtu (19/3). Muhadjir didampingi Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto.

Dalam kunjungannya, Muhadjir menemukan beberapa masalah kemiskinan ekstrem yang terjadi di sana, seperti banyaknya kondisi rumah yang tidak layak huni dan masih ada beberapa warga yang belum mendapat bansos.

"Tadi kita sudah lihat contoh konkret dengan berbagai permasalahan. Ada yang satu rumah tidak sampai 3x3 meter diisi oleh 7 orang, ada juga yang belum daftar BPJS padahal pemerintah sudah menyediakan gratis untuk warga miskin," ungkap Muhadjir.

Dia menginstruksikan kepala desa dan camat untuk lebih rajin mendatangi warganya yang miskin ekstrem untuk didata.

"Hal ini bertujuan agar warga bisa mendapatkan bansos dan layanan kesehatan dari pemerintah," tambahnya.

Selain itu, Muhadjir akan berkoordinasi dengan Menteri PUPR untuk melaksanakan program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) di Desa Wajak. Program itu dilakukan karena lingkungan di sekitar Desa Wajak dinilai kumuh padahal Desa Wajak merupakan ibu kota kecamatan.

"Wajak ini ibu kota kecamatan tapi kumuh sekali. Saya akan minta bantuan Kementerian PUPR dalam anggaran untuk dibantu program KOTAKU," tambah Muhadjir.

Berdasarkan laporan data dari Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PMK, dari total penduduk 16.123 jiwa, data salur bansos di Desa wajak pada Program Sembako, sebanyak 1.071 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang sudah terdata. Sementara untuk Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) sebanyak 143 KPM dan Program Keluarga Harapan (PKH) sebanyak 331 KPM.

Pada saat mengunjungi desa Wajak, Muhadjir turut membagikan paket bansos berisi sembako dari PMK Peduli sebanyak 40 paket sembako, dari Baznas Kabupaten Malang 40 sembako, dan Rumah Zakat Kota Malang 100 kaleng kornet sebagai wujud kepedulian terhadap sesama yang membutuhkan.

Kendati demikian, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengutarakan pengentasan kemiskinan ekstrem bukan hanya tugas Kemenko PMK, melainkan adalah tugas bersama.

"Tahun 2024 presiden menargetkan 0 (nol) persen untuk miskin ekstrem. Maka dari itu kita harus kerja habis-habisan untuk turun ke lapangan langsung, jangan gengsi, jangan jaga image, dan jangan cari pencitraan. Kita harus kerja tulus," imbuh Muhadjir.