Sabtu,  23 November 2024

Orang Miskin Di Bogor Numpuk, Emang Duit APBD Buat Apaan Sih?

RN/NS
Orang Miskin Di Bogor Numpuk, Emang Duit APBD Buat Apaan Sih?
Ilustrasi

RN - Jumlah orang miskin di Bogor sengat besar. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat, pada 2022 persentase tingkat penduduk miskin di Kabupaten Bogor masih tinggi.

Saat ini ada 474 ribu jiwa dinyatakan miskin. Pemkab Bogor mengklaim ada penurunan hingga 0,40 persen dari tahun sebelumnya, hingga 2022 tercatat jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bogor masih berada di angka 474 ribu jiwa.

Tahun 2023, APBD Kabupaten Bogor Rp 9,1 triliun. Tapi dari hasil penelusuran wartawan, APBD diduga tidak pro dengan kebijakan rakyat miskin.

BERITA TERKAIT :
Duit Bansos DKI Rp 802 Miliar, Jangan Sampai Yang Kaya Dapat Bantuan
Sudah Gak Corona Lagi, DPRD DKI Cari Tempat Rapat Yang Cihuy Bahas RAPBD 2025

Kepala Bidang Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik (PIKP) Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bogor, Iwan Setiawan, mengklaim tingkat kemiskinan di Kabupaten Bogor mengalami penurunan sebesar 0,40 persen dibanding 2021.

Iwan menjelaskan, berdasarkan data BPS persentase tingkat penduduk miskin di Kabupaten Bogor pada 2021 berada di 8,13 persen dan 2022 berada di 7,73 persen.

"Artinya di kedua tahun tersebut posisinya bukan berada di urutan tertinggi pertama seperti isu yang beredar, tetapi berada di urutan tertinggi ke-17 dari 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat dalam tingkat penduduk miskin," kata Iwan dalam keterangannya, Kamis (29/6/2023).

Statistisi Ahli Muda BPS Kabupaten Bogor, Ujang Jaelani, menilai secara persentase jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bogor cenderung mengalami penurunan yang cukup baik. Dari 18 Kabupaten se-Jawa Barat posisi Kabupaten Bogor berada di urutan ke-14.

"Secara persentase kemiskinan di Kabupaten Bogor turunnya sangat bagus. Beberapa kabupaten lainnya bahkan masih ada yang di atas 10 persen sampai 12 persen," ujar Ujang.

Menurutnya, pada 2022, Indikator Makro Pemkab Bogor baik Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), Daya Beli, dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) menunjukan kenaikan. Kemudian indikator kemiskinan juga menunjukan penurunan yang bagus pengangguran juga turun.

Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Bogor, LPE Kabupaten Bogor pada 2020 dari angka -1,77 persen, meningkat menjadi 5,85 persen di 2022. Begitu juga dengan IPM dari 70,60 persen pada 2021, menjadi 71,20 persen pada 2022. Indikator lainnya, seperti penurunan jumlah pengangguran juga meluncur tajam dari 12,22 persen pada 2021 menjadi 10,64 persen di 2022.