RN - Bupati Bogor Ade Yasin ogah dengan proyek kereta gantung. Kata dia, rekomendasi kereta otomatis itu terlalu mahal.
Diketahui, proyek kereta gantung dengan alasan mengatasi kemacetan di Puncak menelan anggaran Rp 7,3 triliun. Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengatakan rekomendasi tersebut baru digunakan untuk menjawab usulan berbagai pihak.
"Kajian yang dibuat oleh BPTJ sebenarnya menjawab usulan dan wacana berbagai pihak yang sudah muncul sejak lama yang menginginkan adanya transportasi berbasis rel untuk mengurangi kemacetan di Kawasan Puncak," kata Kabag Humas BPTJ, Budi Rahardjo, Selasa (22/3/2022).
BERITA TERKAIT :PKL Puncak Digusur, Pedagang: Bachril Bakri Musuh Rakyat Kecil
Malam Puncak HUT RI-79 Nusantara Baru di RW 13 Penjaringan Dibalut Pesan Moral
Rekomendasi itu, lanjut Budi, disampaikan sebagai jawaban terkait konsekuensi pembangunan transportasi berbasis rel di kawasan Puncak.
Diberitakan sebelumnya, BPTJ merekomendasikan pembangunan kereta otomatis dan kereta gantung guna mengatasi kemacetan di Puncak dengan anggaran Rp 7,3 triliun. Bupati Bogor Ade Yasin menilai anggaran tersebut kemahalan.
"Kemahalan kalau menurut saya, lebih baik Puncak 2 saja selesaiin," kata Ade Yasin kepada wartawan, Selasa (22/3).
Pembangunan Puncak 2, menurut Ade, tak sampai semahal membangun kereta gantung. "(Jalur Puncak 2) nggak akan sampai Rp 7 triliun. Kalau Puncak 2 mah Rp 1 triliun juga kurang," tuturnya.
Ade menilai kereta gantung sebaiknya dibangun untuk pariwisata saja. Menurutnya, apabila jalur Puncak 2 dibangun, masyarakat yang hendak menuju Cianjur dan Bandung bisa terbantu.