Minggu,  28 April 2024

Sistem One Way Seperti Memindahkan Macet, Ini Kata Kakorlantas Polri Irjen Firman 

NS/RN
Sistem One Way Seperti Memindahkan Macet, Ini Kata Kakorlantas Polri Irjen Firman 

RN - Rekayasa lalu lintas one way atau satu arah ibarat memindahkan macet. Hal ini sempat menuai pro kontra. 

Seperti one way Tol Cikampek hingga Tol Kalikangkung yang berimbas kemacetan panjang dan berjam-jam di ruas Tol Cipularang arah Tol Cikampek.

Gimana menurut Kakorlantas Polri Irjen Firman Shantyabudi? 

BERITA TERKAIT :
Pembatasan Mobil Pribadi Muncul Lagi, Ide Basi Hapus Kemacetan Jakarta
Jakarta Macet Lagi, Warga: Kite Setres Lagi Aja 

Firman meminta seluruh personel yang bertugas mengamankan arus mudik 2022 mempersiapkan diri menyambut arus balik. Firman juga meminta para personel berbesar hati manakala dikritik oleh masyarakat terkait kebijakan rekayasa lalu lintas yang akan diterapkan.

Firman semula menjelaskan soal evaluasi pengamanan arus mudik yang telah dilakukan beberapa hari lalu. Dia mengungkit soal rekayasa lalu lintas one way Tol Cikampek hingga Tol Kalikangkung yang berimbas kemacetan panjang dan berjam-jam di ruas Tol Cipularang arah Tol Cikampek.

"Sejak kita selesai melaksanakan penerapan one way pada tanggal 1 (Mei 2022), ternyata arus kendaraan yang menuju arah timur justru makin ramai. Jadi hampir dipastikan masyarakat yang bergerak ke arah timur jumlahnya sangat signifikan," kata Firman, Kamis (5/5/2022).

"Sampai kemarin sore, Bapak Kabag Ops rapat dengan As Ops, kemudian dengan rekan-rekan Jasa Marga. Beberapa catatan yang kita peroleh di gerbang tol utama, kalau dulu kita sering kenalkan ini dengan istilah volume dan capacity ratio, hari itu tercatat angka 1,3; 1,5; 1,6. Artinya tidak ada alternatif lain kecuali harus intervensi rekayasa kembali," sambung dia.

Firman mengatakan hasil ulasan dari evaluasi kemarin, polisi telah berupaya capacity ratio di bawah angka 1, sebagai indikator kelancaran lalu lintas. Namun pada kenyataannya, capacity ratio di atas 1 terjadi hingga kemarin, Rabu (4/5).

"Kita me-review catatan kemarin. Kami petugas di lapangan harus mengupayakan ratio ini di bawah angka 1 untuk kelancaran. Sampai kemarin sore di gerbang tol utama menunjukkan angka 1,5; 1,3; 1,6. Artinya di atas 1," ujar Firman.

"Intervensi menjadi satu kebutuhan yang harus kita kerjakan, namun pelaksanaan tentunya kita memilih mana yang paling sedikit merugikan aktivitas masyarakat. Evaluasi kemarin, ketika kita one way ke arah timur, masyarakat dari Cipularang yang menjadi masalah," imbuh dia.

Firman lalu meminta para personel kepolisian yang bertugas mengamankan arus mudik dan arus balik tak berkecil hati. One way di ruas Tol Cikampek hingga Tol Kalikangkung yang berimbas kemacetan parah di ruas Tol Cipularang arah Cikampek beberapa hari lalu, ucap Firman, terpaksa dilakukan.

Firman mengungkapkan, jika tak dilakukan, ancaman macet arus mudik 24 jam bisa terjadi, bahkan bisa mencapai 72 jam.

"Tapi 'ndak usah kecil hati, nggak apa-apa dimarahin. Lebih baik dimarahin, macet sekian jam. Daripada macet 24 jam, 36 jam, 72 jam, macet karena kita lepas. Dan itu risiko jabatan saya. Berbesar hati saja sampai hari ini," pungkas Firman.