RADAR NONSTOP - Kompetisi teknologi Smart Hackathon kembali diadakan tahun 2018. Smart Hackathon adalah ajang kompetisi teknologi nasional yang digagas oleh oleh Asosiasi Pendidik dan Homeschooling (APHI) PGRI dan Coding Smart Academy, bekerja sama dengan Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Direktorat Pembinaan SMK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kompetisi Smart Hackathon kali ini bertemakan "Financial Literacy for Millennials Generation". Ide/solusi mengenai literasi finansial tersebut dapat diimplementasikan dalam bentuk website, aplikasi, Internet of Things (IoT) atau games dengan cara yang menarik dan menyenangkat dan dapat digunakan untuk mengedukasi masyarakat mengenai literasi finansial.
BERITA TERKAIT :Lulusan SMK Di Jabar Kenapa Gak Laku, Gak Matching Dengan Kebutuhan Industri
Dugaan Pelecehan di SMKN 56, Praktisi: Dunia Pendidikkan di Jakut Sedang Tidak Baik-baik
Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informartika Republik Indonesia, Jalan Merdeka Barat No. 9 Jakarta, mulai dari tanggal 13-14 Desember 2018, diikuti oleh 160 peserta yang berasal dari 40 SMK/SMA dan Homeschooling dari 25 Kota seluruh Indonesia yang memperebutkan juara tingkat nasional Smart Hackathon 2018. Setiap tim terdiri dari 4 orang, yaitu 1 orang guru dan 3 orang siswa. Uniknya pada kompetisi tahun ini minimal terdapat 1 orang siswa perempuan dalam setiap tim.
Kompetisi Smart Hackathon 2018 dibuka oleh Mercy Sihombing, Ketua Asosiasi Pendidik dan Homeschooling Indonesia (APHI PGRI). Beliau menyampaikan Smart Hackathon harus menjadi ajang pencarian bakat teknologi terbaik Indonesia. Setelah mendapatkan bakat terbaik, mereka ditantang untuk masuk proses inkubasi Coding Smart sampai siap masuk dunia industri sebagai programmer andal.
Sementara itu, Saryadi selaku Kasubdit Penyelarasan Kejuruan dan Kerjasama Industri, yang mewakili Direktur Pembinaan SMK ikut mengucapkan selamat kepada 40 tim peserta Smart Hackathon yang terpilih dari ratusan proposal. Beliau menyampaikan, para perserta SMK yang mengikuti kompetisi harus menunjukan kompetensi yang diperoleh selama pendidikan dan mengaplikasikan atas tema yang telah ditetapkan oleh panitia.
Melihat hasil pembinaan yang dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMK kepada SMK di Indonesia, Bapak Saryadi mengatakan bahwa teman-teman di SMK bisa untuk merespon perubahan-perubahan dalam pemanfaatan teknologi dalam era revolusi industri 4.0. Beliau juga menyebutkan bahwa siswa dan guru SMK harus selalu "update skill" untuk bisa bersaing menjadi SDM yang berkualitas.
Pada pembukaan kompetisi ini hadir pula Bapak Eddy Ganefo selaku Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN). Beliau mengapresiasi kompetesi Smart Hackathon 2018 ini dalam memberikan kesempatan kepada generasi muda umtuk menunjukan kemampuan mereka di Bidang IT. Beliau juga berharap talenta-telenta yang lahir dari kompetisi ini dapat diserap oleh perusahaan-perusahaan teknologi.
Chief Operating Officer Coding Smart Ruth Angela Christie juga memberikan sambutan kepada para peserta Smart Hackathon 2018. Beliau menyampaikan Coding Smart dapat menjembatani lulusan pendidikan SMA/SMK atau sederajat dengan dunia teknologi.
Coding Smart langsung mengajak unicorn dan startup teknologi terlibat penuh dalam inkubasi pendidikan yang link and match dengan industri. Beliau juga mengungkapkan bahwa Coding Smart Academy membuka peluang kerjasama dengan dunia industri termasuk KADIN, dan lembaga SMK/SMA dan homeschooling, serta lembaga pemerintahan supaya semua stakeholder sungguh sungguh mempersiapkan generasi millennial Indonesia siap masuk Revolusi Industri 4.0 bahkan 5.0.
Setelah membuat produk selama kurang lebih 30 jam, diambil 6 tim dengan nilai tertinggi hasil penjurian yang dilakukan selama 2 kali. Ke-6 tim tersebut adalah SMKN 1 Cimahi, SMK Wikrama Bogor, SMK Al-Ittihad Sukabumi, SMKN 1 Mojokerto, Mercy Smart Homeschooling, dan SMKN 3 Metro. Selanjutnya ke-6 tim tersebut melakukan presentasi mengenai produk yang dibuat kepada tim juri.Pada Smart Hackathon 2018, SMK Wikrama Bogor keluar sebagai juara pertama, diikuti oleh SMKN 1 Cimahi sebagai juara kedua, dan Mercy Smart Homeschooling sebagai juara ketiga. Juara pertama mendapatkan hadiah beasiswa pendidikan sebesar Rp. 9.000.000,- dan beasiswa Coding Smart Academy senilai Rp. 90.000.000,-.
SMK Wikrama Bogor sebagai juara pertama membuat sebuah aplikasi bernama TTD (Tanya Tanya Duit).
Aplikasi tersebut berfungsi sebagai aplikasi konsultasi keuangan berbasis artificial inteligence chatbot, dimana pengguna dapat bertanya mengenai literasi keuangan kepada aplikasi tersebut, dan akan dijawab oleh aplikasi TTD secara otomatis.
Hal itu disampaikan COO Coding Smart Ruth Angela Christie sebagai Keynote Speaker Pembukaan Kompetisi Karya Digital Smart Hackathon di aula Kominfo 13/12.
Coding Smart @codingsmart.xyz menjadi solusi cerdas yang menjembatani lulusan pendidikan SLTA dan dunia teknologi. Coding Smart langsung mengajak unicorn dan startup teknologi terlibat penuh dalam inkubasi pendidikan link and match industri.
Tawaran inkubasi teknologi Coding Smart jauh lebih efektif , efisien, dan tepat sasaran dibanding program Digital Talent Kominfo yang (cuma) sampai tahap "menitipkan lulusan SMK ke perguruan tinggi". Padahal bukan rahasia, kurikulum Perguruan Tinggi harus direvisi jika serius ingin lulusannya bisa masuk dunia industri.
Apa kita tutup mata terhadap riset yang menyatakan bahwa lebih dari 75% dari 300.000 lulusan Perguruan Tinggi (Indonesia) bidang teknologi, tidak punya skills yang dibutuhkan dunia industri teknologi.
Karena itulah hadir Coding Smart Akademi Komunitas. Bahwa fasilitator dan Coding Smart adalah praktisi dunia industri, bukan sekadar guru atau dosen TIK yang tahu teori tetapi jarang praktek sehingga tidak punya jam terbang digital yang mumpuni. Padahal dunia teknologi sangat cepat berganti sehingga hanya orang dunia industri yang layak menjadi pembimbing dalam inkubasi Coding Smart Academy.
Semua stakeholders : Kementerian Industri, Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian komunikasi dan Informatika, dan tentu saja Kemdikbud dan Kemristekdikti mesti buka pintu bekerjasama dengan Coding Smart Academy.
Coding Smart didukung penuh oleh perusahaan startup dan unicorn teknologi untuk membuat inkubator tech talent yang berkualitas dan punya sustainability demi mempersiapkan masa depan generasi muda Indonesia dalam era teknologi.
Saryadi menambahkan, "Coding Smart Academy adalah upaya yang baik untuk mengatasi kebutuhan tenaga kerja pada sektor teknologi dan meningkatkan kompetensi lulusan SLTA khususnya SMK agar bisa sesuai dengan standar industri teknologi."