RN - Perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali, telah resmi ditutup pada Rabu (16/11/2022) kemarin.
Dalam acara penutupan tersebut, Presiden Jokowi sekaligus menyerahkan Presidensi G20 tahun mendatang kepada India yang diwakili Perdana Menterinya, Narendra Modi.
BERITA TERKAIT :DPRD Tangsel Tancap Gas, Kebut 12 Raperda Di 2025
PPP DKI Aja Ambruk, RIDO Bisa Kena Prank Sandiaga Uno?
Anggota Komisi III DPR, Aboe Bakar Alhabsyi dalam keterangan tertulisnya, hari ini, menyebut, KTT G20 merupakan forum internasional yang melibatkan ribuan delegasi dari 20 negara.
“Tentunya kedatangan dan kepulangan para delegasi perlu dikelola dengan baik, khususnya dalam prosedur keimigrasian,” ujar Habib Aboe, demikian ia akrab siapa.
Karenanya sebagai mitra kerja Kemenkumham, Habib Aboe mengapresiasi kinerja Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi yang cukup rapih dalam mengelola pimpinan negara-negara peserta KTT G20.
“Berbagai kemudahan seperti akses bebas visa dan tidak perlunya delegasi VIP melakukan tatap muka di counter, membuat kenyamanan proses keimigrasian di forum G20,” tambah mantan Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan itu lagi.
Menurut Habib Aboe, langkah yang diambil Kemenkumham ini patut untuk diapresiasi, apalagi didukung adanya LO dan protokol untuk membantu komunikasi serta layanan sepanjang proses keimigrasian di Bandara Ngurah Rai Bali. Dengan demikian, prosedur keimigrasian akan dilayani lebih cepat dan rapi.
"Kita berharap dengan berbagai inovasi yang dilakukan oleh Dirjen Imigrasi Kemenkumham akan bisa memberikan kesan positif untuk seluruh delegasi peserta KTT G20,” tutup legislator Fraksi Partai Keadilan Sejahtera dari Dapil Kalimantan Selatan itu.
Indonesia menjadi Presidensi G20 setelah menerima dari Troika Italia pada 2021. Presidensi G20 Indonesia mengangkat tema ‘Recover Together, Recover Stronger’.
Sebanyak tiga isu prioritas, pertama arsitektur kesehatan, kedua transisi energi berkelanjutan, dan ketiga transformasi digital dibahas dalam Presidensi G20.