Sabtu,  20 April 2024

Masih Tersisa Denis, Pelatih Sanda Persiapkan Strategi Khusus

Tori
Masih Tersisa Denis, Pelatih Sanda Persiapkan Strategi Khusus
Denis Darmawan/Tangkapan layar

 

RN - Kesuksesan yang diraih atlet taolu tidak diikuti atlet sanda.

Dari 11 atlet sanda yang memperkuat Kontingen Wushu Indonesia, hanya Denis Darmawan yang masih tersisa pada Kejuaraan Dunia Wushu Junior ke-8 di ICE BSD, Tangerang, Kamis (8/12/2022).

BERITA TERKAIT :
Gandeng TNI, PT. Arwana Citramulia Tbk Gelar Kejuaraan Tenis Meja Piala Kasad di Markas Kopassus
Presiden IBA Minta Indonesia Gelar Kejuaraan Tinju Dunia

Denis melaju ke babak semifinal setelah mengalahkan Abdelouhab dari Algeria lewat pertarungan kelompok junior kelas 52 kg putra.

Di babak semifinal yang akan dimainkan Jumat (9/12/2022) besok, Denis akan berhadapan dengan Hua Van Doan yang sukses menekuk Islam Turarov dari Kazakhstan di perempat final.

"Ya hanya Denis yang masih tersisa di Sanda. Tetapi, saya yakin Denis bakal mampu mengatasi atlet Vietnam. Kita sudah mempelajari pola permainan atlet Kazakhstan yang  dikalahkannya. Bahkan, kita juga telah menyiapkan strategi khusus untuk menghadapi Hua Van Doan," kata pelatih Sanda Indonesia, Muhammad Slamet.
 
Kekalahan dialami Kiemas Sakti Negara saat tampil di semifinal kelas 45kg kelompok Junior Putra. Kiemas gagal melangkah ke final setelah dikalaahkan atlet Vietnam, Nguyen Dang Khoa. Dengan hasil ini, Kiemas harus puas meraih medali perunggu.

"Ya, dari nomor Sanda memang baru hanya medali perunggu yang disumbangkan Kiemas kepada Kontingen Wushu Indonesia. Di pertarungan itu, Kiemas sudah melakukan perlawanan maksimal namun lawannya memang tampil lebih baik," kata Manajer Tim Sanda Kontingen Wushu Indonesia, Sudarsono yang ditemui di tempat latihan.

Hasil yang kurang mengembirakan juga dialami Nabila Puspita Annastasya. Nabila, panggilan akrabnya, tidak berdaya menghadap Diana Rahimi dari Iran yang unggul tinggi badan dan jangkauan pada petarungan babak perenpatfinal kelas 56 kg kelompok Junior Putri.

Dari hasil evaluasi yang dilakukan, kata Sudarsono, ada dua penyebab kegagalan atlet sanda Indonesia untuk menembus babak final. Pertama, mereka masih grogi dan di babak awal berhadapan dengan lawan-lawan tangguh dari China, Iran, dan Vietnam.

"Atlet Iran dan China belum ada yang kalah hingga babak semifinal. Kedua negara ini memang pesaing berat ditambah Vietnam," jelas Sudarsono.