RN – Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) di Indonesia, merupakan kereta api cepat pertama di Asia Tenggara.
Hadirnya KCJB di Indonesia, diharapkan menjadi era baru transportasi massal modern yang cepat, andal, aman, dan nyaman untuk mobilisasi secara optimal serta meningkatkan konektivitas antarkota.
Hal tersebut, diucapkan oleh anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat Melani Leimena Suharli, saat menggelar acara Sosialisasi BUMN dengan tema “Kereta Api Cepat untuk Indonesia Maju”, di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Sabtu (24/12).
BERITA TERKAIT :Ancaman Internal-Eksternal, Melani Suharli Beberkan Tantangan Indonesia di Era Teknologi
Disaksikan AHY, Melani dan Ali Kukuhkan 3.000 Saksi Demokrat Jakarta Pusat dan Selatan
Anggota Komisi VI DPR ini mengatakan, kegiatan sosialisasi itu bisa diselenggarakan berkat fasilitas dari PT. Kereta Api Indonesia (KAI), selaku perusahaan BUMN yang bergerak di bidang moda angkutan perkeretaapian.
"KCJB diharapkan mampu memicu pembangunan kawasan dan sentra ekonomi baru, serta berpotensi untuk dikembangkan seluruh Indonesia," kata Melani.
Wakil Ketua MPR RI Periode 2009-2014 ini menceritakan, proyek pembangunan KCJB yang dilakukan sejak tahun 2018, semakin sukses menuju fase operasional pada Juni 2023.
Ia mengungkapkan, KCJB dibangun oleh tujuh perusahaan terkemuka dari Indonesia dan Tiongkok, yang telah berpengalaman mengerjakan proyek infrastruktur global. Para perusahaan terkemuka itu, tergabung dalam High Speed Railway Contractor Consortium atau HSRCC.
"Saat ini progres konstruksi pembangunan KCJB sudah mencapai 91,7 persen. Berdasarkan data dari PT KAI, dengan adanya KCJB, waktu yang dibutuhkan pelanggan/masyarakat untuk bepergian dari pusat kota Jakarta ke pusat kota Bandung hanya sekitar 1 jam saja," ungkap Melani.
Melani menilai, kehadiran KCJB ini bakal membawa banyak manfaat untuk masyarakat dan negara. Dalam pembangunannya, KCJB diketahui memiliki empat stasiun perhentian manfaat bagi masyarakat dan di sepanjang lintasan.
Yaitu Stasiun Pemerintah, antara lain Halim (Jakarta), Stasiun Karawang, tersedianya alternatif moda Stasiun Padalarang, dan Stasiun transportasi massal yang lebih Tegalluar (Bandung).
'Kehadiran efisien dan modern, Kereta Cepat Jakarta Bandung akan meningkatkan kinerja sistem dan membawa banyak manfaat jaringan transportasi. bagi masyarakat dan Pemerintah," ucap Melani.
Tak sampai disitu, Melani memaparkan, bahwa proyek moda transportasi massal yang lebih efisien dan modern ini, merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN).
"Karena memiliki panjang trase 142,3 kilometer dengan tipe struktur elevated sepanjang 82,7 kilometer dan sisanya berupa 13 tunnel dan subgrade. Dengan beroperasinya KCJB ini, pastinya akan mengurangi angka kemacetan, Jakarta-Bandung," jelas Melani.
"Pastinya juga mengurangi pencemaran udara dari emisi gas karbon. Lalu, penghematan dengan terbukanya waktu perjalanan. Selain itu, peluang usaha khususnya dengan adanya moda Usaha mikro, kecil, dan transportasi massal tersebut menengah (UMKM)," sambungnya.
Lebih lanjut, Melani menegaskan, PT KAI akan terus berupaya menyediakan sistem transportasi yang aman untuk pelanggan dan memenuhi kebutuhan angkutan kereta api.
"PT KAI terus mengembangkan solusi transportasi massal yang terintegrasi melalui investasi dalam sumber daya manusia, infrastruktur, dan pembangunan teknologi," tutur Melani.
Diketahui, berdasarkan rincian data PT KAI, nantinya para pelanggan cukup menempuh waktu selama 20 menit dari Stasiun LRT Jabodebek Dukuh Atas menuju Stasiun LRT Jabodebek Halim.
Pelanggan atau masyarakat dapat langsung berpindah dari Stasiun LRT Jabodebek Halim ke Stasiun KCJB Halim, karena kedua layanan tersebut telah terintegrasi pada lokasi yang sama.
Perjalanan KCJB dari Stasiun KCJB Halim menuju Stasiun KCJB Padalarang akan ditempuh hanya dalam waktu kurang dari 30 menit. Di Padalarang, KAI telah menyediakan layanan KA Feeder yang jadwalnya menyesuaikan dengan jadwal kedatangan KCJB. Adapun waktu tempuh KA Feeder KCJB untuk menuju Stasiun Bandung adalah hanya 18 menit.