RN - Banjir yang menggenangi beberapa wilayah di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (3/1) belum bisa diatasi 100 persen. Alhasil, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono turun tangan.
Basuki meninjau lokasi banjir yang menggenangi beberapa wilayah di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (3/1) kemarin. Salah satu yang didatangi adalah Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Genuk.
Basuki mengatakan banjir yang terjadi kali ini tidak hanya disebabkan banjir rob atau banjir pasang surut air laut, melainkan juga disebabkan oleh debit air hujan tinggi yang terjadi sejak Sabtu (31/12/2022) pagi. Di sisi lain, rumah pompa yang terpasang masih kurang kapasitasnya untuk menyurutkan banjir dengan cepat.
BERITA TERKAIT :Ganjar Masih Abu-Abu Hadiri Pelantikan Prabowo, Jangan-Jangan Belum Ikhlas?
Pelantikan Prabowo Bakal Dihadiri Ganjar Dan Anies, Tensi Politik Bakal Aman Dan Sejuk
"Penanganan banjir yang ditangani sekarang adalah banjir dari hulu sungai dengan kapasitas pompa di Rumah Pompa Sringin sebesar 10 meter kubik (m3)/detik dan Rumah Tenggang sebesar 12 m3/detik, sedangkan debit hujan kemarin sampai dengan 65 m3/detik. Artinya kapasitas pompa masih kurang," kata Basuki dalam keterangan tertulis, Rabu (4/1/2023).
Untuk itu, sebagai penanganan jangka pendek Kementerian PUPR sudah mendatangkan pompa dari berbagai wilayah untuk menyedot dan menyalurkan air genangan ke laut. Tambahan pompa penyedot air berkapasitas besar diharapkan dapat mempercepat penanganan banjir di Kaligawe dan jalur jalan Pantai Utara Kota Semarang.
"Hari ini saya datangkan lagi tambahan pompa sekitar 3,5 m3/detik, di antaranya dari Solo (Balai Besar Wilayah Sungai/BBWS Bengawan Solo), Yogya (BBWS Serayu Opak), Cirebon (BBWS Cimanuk-Cisanggarung), bahkan dari DKI (BBWS Ciliwung Cisadane). Saya harapkan paling lama besok sudah kering," tutur Basuki.
Sebagai penanganan jangka panjang, Basuki menyebut akan menambah jumlah pintu air di Rumah Pompa Kali Tenggang dan Rumah Pompa Kali Sringin. Pintu air tersebut akan dibuka tutup sesuai pasang surut air laut.
"Jadi nanti penanganannya di Rumah Pompa Sringin akan ditambah 8 pintu, bukan pompanya. Untuk di Tenggang ada 6 pintu, ini sudah kita pesan pintunya dan akan dipasang. Nanti kalau airnya pasang, pintu ditutup agar tidak melimpas balik. Kalau surut baru kita buka sehingga air bisa mengalir dari sungai ke laut secara gravitasi," jelas Basuki.
Basuki menjelaskan penanganan banjir Semarang dilakukan menggunakan sistem polder yang mencakup area Semarang Barat, Semarang Tengah, serta Semarang Timur yang terdiri atas Rumah Pompa Tenggang dan Sringin. Sistem polder tersebut dirancang untuk mengatasi banjir rob.
"Sekarang rob sudah mulai tertangani, apalagi nanti kalau selesai Jalan Tol Semarang-Demak seksi 1 dengan tanggul laut. Ini penanganan banjir dari hulu," ucapnya.
Seksi 1 Tol Semarang-Demak sendiri telah dilaksanakan kontrak dengan paket pekerjaan peninggian Jembatan Kaligawe, elevated freeway, dan pile slab untuk 1A; pekerjaan tanggul laut dan jalan utama, On/Off Ramp, Jembatan Kali Babon dan Sayung serta rest area dan Gerbang Tol untuk 1B; pembangunan Kolam Retensi Terboyo (± 189 Ha) dan Sriwulan (± 28 Ha), Rumah Pompa Terboyo dan Sriwulan untuk 1C.
"Nanti jalan tolnya akan kita tinggikan kemudian jalan di bawahnya akan kita tinggikan sehingga tidak tergenang lagi. Konstruksinya akan dikerjakan 6 bulan usai Lebaran 2023 agar tak mengganggu aktivitas mudik," kata Basuki.