RN - Sebanyak 700 peserta mengikuti Kejuaraan dan Festival Pencak Silat Forum Bersama Indonesia (FBI) di Gelanggang Olahraga Remaja (GOR) Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Dewan Pembina FBI, Makmun Amin menuturkan, kegiatan ini menjadi bukti nyata kepedulian terhadap kearifan lokal. Terlebih, Silat sudah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda.
"Semoga pencak silat di Jakarta, Indonesia, dan dunia bisa semakin lestari dan berkembang," ujarnya, Minggu (5/11/2023).
BERITA TERKAIT :Tebarkan Empati Perkuat Silaturahmi, Wilimas Panen Ajak Yatim Piatu, Dhuafa dan Warga Bukber
Ketua FBI Riano P Ahmad mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan kebudayaan daerah. Diketahui, pencak silat merupakan salah satu olahraga bela diri khas Betawi.
"Festival kebudayaan atau tradisi seni bela diri pencak silat hari ini kami selenggarakan di level DKI Jakarta. Tentunya, ini sesuai dengan komitmen Pak Anies dan Pak Muhaimin untuk melestarikan atau mengembangkan kebudayaan lokal, khususnya di Jakarta," bebernya.
Riano menjelaskan, para peserta berasal dari perguruan pencak silat yang ada di wilayah Jakarta maupun sekitarnya. Bukan hanya untuk menimbulkan rasa kecintaan pada budaya Betawi, tetapi ajang ini bisa mencari wadah pencarian bibit-bibit baru para atlet pencak silat.
"Untuk kategorinya ada yang pemula, profesional dan adu tanding ya," terangnya.
Riano berharap, kegiatan ini bisa menjadi agenda rutin setiap tahun. Selain itu, para peserta juga bisa saling memahami teknik-teknik dari perguruan yang ada, karena mereka akan saling memperhatikan ketrampilan yang dimiliki di hadapan para juri.
"Melalui festival ini kebudayaan lokal khususnya Betawi bisa dikembangkan, jadi jangan tahunya silat saja padahal silat itu dari berbagai macam perguruan," tandasnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal FBI, Budi Siswanto sangat mengapresiasi seluruh peserta, baik para pesilat profesional maupun tradisi.
"Ada 20 sanggar silat tradisi dan banyak perguruan yang mengikuti kejuaraan ini," tandasnya.