Sabtu,  27 April 2024

1.385 Orang Korupsi, Banyakan Menteri Diborgol  Ketimbang  Gubernur Dibui 

RN/NS
1.385 Orang Korupsi, Banyakan Menteri Diborgol  Ketimbang  Gubernur Dibui 
Ilustrasi

RN - Ternyata menteri yang diborgol lebih banyak ketimbang gubernur. Saat ini tercatat ada 1.385 yang terjerat korupsi.

Jumlah itu seperti pejabat negara, swasta, hingga birokrat yang dipenjarakan dari periode 2004-2022 karena tersandung kasus korupsi. Jika diklaster dari 1.385 orang terdiri dari 38 menteri dan kepala lembaga.

Lalu, 24 gubernur, dan 162 bupati dan wali kota. Presiden Joko Widodo (Jokowi) miris dengan ulah para pejabat. Dia mengungkap banyaknya temuan kasus korupsi di Indonesia dibanding negara lain. 

BERITA TERKAIT :
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, KPK Udah Ribut Soal Makan Siang Gratis 
Thita Anak Eks Mentan SYL Disebut Perawatan Kulit Pakai Duit Suap?

Saat ini tercatat ada 1.385 yang terdiri atas pejabat negara, swasta, hingga birokrat yang dipenjarakan dari periode 2004-2022 karena tersandung kasus korupsi.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam acara puncak Hari Antikorupsi Sedunia 2023 di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (12/12/2023). Ucapan Jokowi itu apakah menjawab sindiran Anies dan Ganjar. 

Ganjar menyebut menyebut penegakan hukum Indonesia merah. Sementara Anies menilai kalau korupsi sudah merajalela di negeri ini.

Jokowi memaparkan rinci angka pejabat negara, swasta, dan birokrat yang telah dipenjarakan karena terjerat kasus korupsi.

"Catatan saya, 2004-2022 yang dipenjarakan karena tindak pidana korupsi ada 344 pimpinan dan anggota DPR dan DPRD. Itu termasuk ketua DPR dan juga ketua DPRD, ada 38 menteri dan kepala lembaga, ada 24 gubernur, dan 162 bupati dan wali kota," kata Jokowi.

"Ada 31 hakim, termasuk hakim konstitusi ada 8 komisioner, diantara KPU, KPPU, dan KY, dan juga ada 415 dari swasta dan 363 dari birokrat terlalu banyak," lanjut Jokowi.

Jokowi mengatakan tidak ada negara lain yang memenjarakan pejabatnya sebanyak Indonesia. Jokowi merasa ironi kasus korupsi masih banyak ditemukan hingga saat ini.

"Banyak sekali, sekali lagi carikan negara lain yang memenjarakan sebanyak di Indonesia. Dengan begitu banyaknya orang pejabat yang dipenjarakan apakah korupsi bisa berhenti? Berkurang? Ternyata sampai sekarang pun masih kita temukan banyak kasus korupsi," ujarnya.

Jokowi mengatakan perlu evaluasi total terkait hal ini. Jokowi setuju dengan adanya program pendidikan, pencegahan, hingga penindakan yang dicanangkan KPK, tapi perlu ada sesuatu yang harus dievaluasi.

"Artinya ini kita perlu mengevaluasi total saya setuju apa yang disampaikan ketua KPK pendidikan pencegahan penindakan ya, tapi ini ada sesuatu yang memang harus di evaluasi total," ujarnya.
 

#Korupsi   #KPK   #Jokowi