RN - Gerindra bisa tersenyum lebar. Sebab, elektabilitas partai besutan Prabowo Subianto itu naik daun.
Apesnya beberapa partai pendukung Prabowo malah jeblok. Sebut saja Partai Gelora.
Partai yang didirikan oleh Anis Matta dan Fahzi Hamzah ini malah keok dan diprediksi tidak lolos batas ambang parlemen atau PT 4 persen. Padahal Fahzi Hamzah politisi yang terkesan paling pasang badan membela Prabowo-Gibran.
BERITA TERKAIT :Gelora Biar Kecil Tapi Gigit, Dapat Jatah Dua Wamen Dari Prabowo
Pujian Ke Prabowo Berbuah Manis, Fahri Hamzah Dapat Hadiah Menteri
Baca Edisi Cetak Radar Nonstop. Terbit Setiap Hari Senin Sampai Jumat
Mantan politisi PKS itu juga sering menyerang pasangan Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin. Selain Gelora, PSI juga melorot.
Tapi PSI bisa terdongkrak karena Kaesang adalah anak dari Presiden Jokowi. Artinya kekuatan PSI bisa mendadak kuat apalagi measang baliho diseluruh daerah dengan memejeng wajah Jokowi.
Moncernya elektabilitas Partai Gerindra dalam sejumlah lembaga survei tak lepas karena faktor sang ketua umum Prabowo Subianto.
Anjloknya partai-partai pro Jokowi juga diungkap Indikator Politik Indonesia. Lewat “Dinamika Elektoral di Tingkat Nasional dan 13 Provinsi Kunci” yang dirilis pada Kamis (18/1), tren kenaikan dan anjloknya parpol terungkap.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menyebut tingginya elektabilitas Gerindra harus jadi alarm buat PDIP. Apalagi, PDIP bermimpi menjadi hattrick di 2024.
Adapun Partai Golkar berada di peringkat ketiga dengan 11,2 persen, PKB 9,1 persen, Nasdem 6,9 persen, PKS 6,2 persen, Partai Demokrat 4,6 persen, PAN 4,2 persen, dan sisanya parpol kurang dari 4 persen. Seperti PPP, PSI, Partai Perindo, Partai Hanura, Partai Ummat, Partai Gelora, Partai Buruh, PBB, Partai Garuda, PKN.
Survei Indikator Politik Indonesia ini digelar pada medio 20 Desember 2023 sampai 6 Januari 2024. Survei ini menggunakan metodologi multistage random sampling dan melibatkan sebanyak 1200 responden yang berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Kemudian, dilakukan oversample di 13 Provinsi yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Bali, NTT, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Sehingga total sampel sebanyak 4.560 responden.
Dengan asumsi metode stratified random sampling, ukuran sampel basis 4560 responden memiliki toleransi kesalahan Margin of Error (MoE) sekitar ±2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.