Senin,  29 April 2024

Politik Panas, Gunung Merapi Nyembur Awan Panas 

RN/NS
Politik Panas, Gunung Merapi Nyembur Awan Panas 
Ilustrasi

RN - Situasi politik lagi panas. Disaat situasi politik memanas, Gunung Merapi memuntahkan awan panas guguran malam.

Awan panas yang dikeluarkan sejauh 2,4 km mengarah ke Kali Bebeng. "Nyembur awan panas mas," tegas warga sekitar Gunung Merapi. 

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melalui akun X-nya melaporkan pada Kamis (18/1/2024), awan panas guguran di Gunung Merapi terjadi pada pukul 19.56 WIB dan 20.03 WIB dengan amplitude max 35 mm, durasi 227 detik, dan 242 detik.

BERITA TERKAIT :
Panen Dukungan: Aksi AMUK RI Bagi Bunga Mawar & Tanda Tangan di Kain Putih Panjang Ajak Masyarakat Bersatu Setelah Pilpres 2024
Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden Dan Wapres, Jalan Imam Bonjol Bakal Macet Parah

"Jarak luncur 2400 meter ke Barat Daya (Kali Bebeng)," tulis akun tersebut, seperti dilihat dari detikJogja pada Kamis (18/1) malam.

BPPTKG mengimbau masyarakat untuk waspada dan berada di radius aman erupsi Merapi.

"Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan," tulis keterangan dalam akun X itu.

Dikutip dari berbagai sumber, Gunung Merapi dipercaya masyarakat memiliki kerajaan gaib yang sering disebut sebagai Keraton Merapi. Kerajaan gaib ini diyakini sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram namun dihuni dan dikendalikan oleh bangsa jin.

Pada masa lalu, Keraton Merapi dikenal memiliki hubungan yang dekat dan erat dengan Keraton Mataram. Keraton Merapi bahkan dipercaya pernah membantu pasukan Kerajaan Mataram untuk memenangkan perang dengan meletuskan Gunung Merapi.

Sama seperti keraton pada umumnya, Keraton Merapi juga diyakini memiliki sejumlah tokoh yang namanya cukup terkenal bagi penduduk di sekitar Merapi. Tokoh-tokoh tersebut memiliki tugas masing-masing yang menjaga keberadaan Gunung Merapi antara lain Eyang Merapi, Eyang Sapu Jagad, Eyang Megantara, Eyang Antaboga, Kyai Petruk, Kyai Sapu Angin, Kyai Wola Wali, Nyi Gadung Melati, dan Kartadimejo.