Jumat,  22 November 2024

PTNBH Bikin Susah, ITB Gandeng Pinjol Berbuah Cibiran 

RN/NS
PTNBH Bikin Susah, ITB Gandeng Pinjol Berbuah Cibiran 
Aksi demo mahasiswa ITB menolak pinjol.

RN - Institut Teknologi Bandung (ITB) lagi jadi gunjingan. Kampus milik negara itu mengandeng pinjaman online (pinjol) untuk mencicil biaya kuliah tunggal (UKT). 

Aksi ITB menuai kritik dari publik. Fenomena yang terjadi ini dinilai menunjukkan masih carut-marutnya pengelolaan pendidikan tinggi negeri di Tanah Air.

Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengatakan, kajian untuk mempertimbangkan revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 58 Tahun 2013 tentang Bentuk dan Mekanisme Pendanaan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH), utamanya terkait otonomi pengelolaan pendanaan, mendesak dilakukan. 

BERITA TERKAIT :
Begini Cara Hadapai Peneror Pinjol, Ganti No HP Atau Lapor OJK
Utang Pinjol Rp 72,03 Triliun, Bukti Rakyat Banyak Yang Susah 

Menurutnya, jangan sampai otonomi pengelolaan sumber pendanaan penyelenggaraan pendidikan ini bermuara pada munculnya komersialisasi pendidikan yang memberatkan mahasiswa. 

“Kami tentu tidak ingin otoritas pengelolaan sumber pendanaan ini justru memicu komersialisasi pendidikan entah itu melalui UKT atau seleksi masuk mahasiswa baru melalui jalur mandiri,” kata Huda dalam keterangannya, Selasa (30/1/2024). 

Huda mengatakan, apa yang terjadi di ITB menunjukkan adanya persoalaan terkait pengelolaan dalam penyelenggaraan pendidikan di kampus negeri. Menggandeng pinjol untuk skema pembayaran UKT dinilai sebagai jalan pintas yang menjerat mahasiswa dalam lingkaran utang dan sangat riskan. 

Huda mengatakan, sebagai PTNBH, ITB memang mempunyai hak untuk melakukan kerja sama dengan pihak ketiga dalam proses penyelenggaraan pendidikan. Kendati demikian kerja sama tersebut harusnya tidak bolah membuka potensi kerugian atau beban terutama bagi kalangan mahasiswa. 

“Bekerja sama dengan pinjol meski tidak ada jaminan maupun DP tetapi pasti ada bunga. Kami mendengar jika dana pinjaman senilai Rp 12,5 juta dengan tenor selama 12 bulan, harus dicicil mahasiswa Rp 1.291.667 per bulan atau total Rp 15.500.000 setahun,” ujarnya. 

Huda mengatakan, saat ini sebagian besar mahasiswa merasakan jika biaya kuliah di perguruan tinggi negeri masih tergolong berat. Kondisi ini membuat mereka tertekan secara mental. “Ada survei dari project multatuli di Yogyakarta yang menunjukkan jika mayoritas responden atau sebesar 74,22 persen merasa jika biaya kuliah memberatkan," ujarnya. 

Sebelumnya, jagad media sosial X dihebohkan oleh postingan akun ITBfess berisi tentang kampus ITB yang menawarkan mahasiswa membayar UKT menggunakan pinjol dan berbunga. Sontak postingan tersebut direspons negatif oleh kalangan warganet.

Seperti dilihat pada postingan tersebut, terdapat foto selembaran berisi informasi tentang program cicilan kuliah bulanan di ITB. Program itu bekerja sama dengan pihak ketiga. Disebutkan di selembaran tersebut, pihak ketiga merupakan mitra resmi ITB. Selain itu terdapat program cicilan enam bulan hingga 12 bulan. Proses pengajuan tanpa down payment (DP) dan tanpa jaminan apapun.

Ketua Kabinet Keluarga Mahasiswa (KM) ITB Muhammad Yogi Syahputra saat aksi di depan Gedung Rektorat ITB meminta pihak rektorat untuk menghapus program pinjol berbunga. Ia meminta agar kampus memaksimalkan program beasiswa dan keringanan atau cicilan UKT yang tidak memberatkan mahasiswa.