RADAR NONSTOP - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangsel mengaku, pihaknya saat ini menerjunkan 55 relawan demokrasi (redem), untuk membantu mensosialisasikan pentingnya Pemilu.
Beberapa kriteria yang disodorkan oleh KPU menjadi syarat, untuk menjadi redem. Dari 55 anggota redem, 54 orang tergolong muda (milenial).
"Dari 55 orang anggota redem, hanya satu yang ibu-ibu. Lainnya tergolong milenial, masih muda. Dalam bimtek, Ada beberapa materi yang diberikan kepada anggota redem seperti sejarah pemilu, teknis penjabaran tahapan pemilu, tentang data pemilihan, terkait proses data pemilih, bagaimana bersosialisasi ke masyarakat, dan kode etik," kata Ketua KPU Tangsel, Bambang Dwitoro, Kamis (24/01/2019).
BERITA TERKAIT :Pilkada Kota Bekasi Banyak Golput, KPU Dikasih Duit Rp 113 Miliar Tapi Gagal Sosialisasi
Civil Society Minta KPU Tidak Diintervensi Opini Liar Pasca Pilkada DKJ
Bambang menyatakan, pihaknya sempat ada kekhawatiran terhadap para anggota redem. Kekhawatiran akan disusupi oleh para caleg, menjadi pengawasan tersendiri.
"Ada sih kuatirnya. Tapi mereka kan diberikan Bimtek tentang kode etik. Itu ada datanya, dan ditandatangani diatas materai. Jadi kita sudah sampaikan, jangan pernah tidak netral, atau bermaksud yang macam-macam," katanya.
Para anggota redem itu, memilih daerah sosialisasinya masing-masing.
"Jadi mereka yang milih daerah buat sosialisasinya. Bisa di lingkungan rumahnya, atau di kelompok-kelompoknya," pungkasnya.
Dihubungi terpisah, Firmanto calon legislatif (Caleg) Partai Berkarya menyatakan, dirinya belum mengetahui adanya sambungan tangan KPU bernama relawan demokrasi. Dirinya bersama tim Partai Berkarya akan melakukan cek dan ricek terkait independensi para anggota redem tersebut.
"Saya baru denger ini (redem). Nanti kita cek yah. Bagaimana independensinya. Karena kita juga di tiap-tiap kecamatan ada tim kita disana, nanti kita pantau pergerakan mereka. Ya kalau independensinya dipertanyakan, jelas kita yang pendatang baru kuatir, apakah ada intervensi dari caleg-caleg petahana," kata Firmanto saat dihubungi lewat telepon whatsappnya.
Sementara, komisi 1 dari Faksi Gerindra, Saprudin menyatakan pihaknya pun belum mengetahui adanya redem bentukan KPU.
"Ngga tau tuh saya. Baru denger ini. Ya kalo kuatir sih ngga, kan kita juga sosialisasi langsung ke masyarakat. Jadi, kita bisa tau, bagaimana sosialisasi mereka (redem). Kalo tugas mereka untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, ya ngga usah kuatir lah," tegas Saprudin.