RN - Jika Anda demam terus menerus sebaiknya cek darah. Karena gigitan nyamuk aedes aegypti makin ngeri.
Saat ini korban meninggal sudah mencapai ratusan orang. Untuk gejala demam berdarah dengue (DBD) pada seseorang yang pernah mengidap COVID-19 sudah berbeda. DBD tidak lagi ditandai bintik merah atau mimisan.
Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) asus DBD menyentuh angka 88.593. Jumlah tersebut naik dari teahun sebelumnya yang hanya 28.579.
BERITA TERKAIT :Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor
2.229 Kasus DBD Di Jaktim, Wali Kota M Anwar Diminta Fokus
Sementara angka kematian total hingga saat ini mencapai 621 jiwa, meningkat cukup jauh dibandingkan tahun 2023 dengan 209 kasus dalam periode yang sama.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes Imran Pambudi menuturkan hal tersebut dipengaruhi oleh reaksi imunologi.
"Memang ada beberapa laporan yang menunjukkan ada perubahan gejala DBD setelah pandemi COVID-19. Hal ini memang terkait perubahan reaksi imunologi yang terjadi pada tubuh seseorang yang pernah terinfeksi COVID-19," katanya dikutip dari Antara, Sabtu (4/5/2024).
Imran menuturkan gejala klasik DBD seperti bintik merah dan mimisan usai digigit nyamuk aedes aegypti tidak selalu muncul usai pandemi COVID-19. Gejala klasik lain yang umumnya dapat muncul seperti munculnya bintik merah pada hari ketiga dan berlangsung selama dua hingga tiga hari berikutnya.
Imran menambahkan gejala baru DBD lainnya yang dapat muncul seperti demam yang tidak kunjung reda. Umumnya, demam 'hanya' terjadi dalam waktu empat sampai 10 hari setelah digigit nyamuk.
Ia menuturkan proses deteksi DBD di Indonesia pada saat ini sudah lebih maju. Salah satu alat yang digunakan adalah rapid antigen (NS1).
"Sehingga kita tidak menunggu gejala-gejala klasik itu muncul yang kadang malah membuat keterlambatan penanganan. Bila ada demam tinggi disertai nyeri-nyeri badan agar segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan untuk dicek menggunakan NS1," tandasnya.