Jumat,  22 November 2024

Heru Budi “Sikat’ Parkir Liar di Minimarket, Jukir Menjerit

RN/CR
Heru Budi “Sikat’ Parkir Liar di Minimarket, Jukir Menjerit
-Net

RN - Dianggap meresahkan warga. Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono ‘libas’ parkir liar di area minimarket.

"Jadi saya sudah minta Trantib sama Dinas Perhubungan untuk itu ditertibkan juru parkir liar. Sudah mulai operasi dari kemarin, untuk tidak meresahkan masyarakat," kata Heru di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu (8/5/2024).

Heru meminta para juru parkir liar tak membuat masyarakat resah dengan memaksa mereka untuk membayar parkir di minimarket.

BERITA TERKAIT :
Mayjen TNI Ariyo Jadi Kasetpres, Karir Eks Pj Gubernur DKI (HBH) Tamat
Jabatan Habis, Pembenci Pj Gubernur DKI (Heru) Siap Pesta

Di setiap minimarket telah terpasang tulisan yang menekankan bahwa parkir kendaraan di tempat perbelanjaan itu gratis.

"Ya kalau di minimarket kan ada tulisan gratis, ya jangan memaksa. Jangan bikin warga itu resah. Mulai kemarin sudah saya perintahkan tantrib dan Dinas Perhubungan," tegas Heru.

Heru tak menampik penertiban juru parkir liar di minimarket akan menghilangkan mata pencaharian. Sehingga pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan berupaya menciptakan lapangan pekerjaan untuk para juru parkir liar tersebut.

"Ya itu salah satu problem yang harus diatasi. Ya pelan-pelan kita lihat, kita berikan juga (kompensasi), kalau bisa, pekerjaan kepada mereka," tandas Heru.

Jukir Menjerit Pasrah

Aksi Pemprov DKI Jakarta menertibkan parkir liar di  area minimarket membuat dapur para Jukir (Juru Parkir) terancam tidak ngebul alias berasap.

Tomo, seorang juru parkir dikawasan Cipayung Jakarta Timur mengaku pasrah. Dirinya ‘terpaksa’ menjadi jukir usai di PHK dua tahun lalu.

“Saya sudah usaha melamar kerja kesana - kemari belum juga dapat. Ya daripada nganggur ga ada penghasilan ya terpaksa jadi jukir biar dapur tetap ngebul,” ujar jukir disalah satu area minimarket di kawasan Cipayung, Jakarta Timur ini.

Tomo mengatakan, lahan parkir yang dijaganya milik seseorang. Biasanya ia bekerja secara aplusan dengan temannya.

“Jadi teman itu dari pagi sampai sore. Nah gue dari sore sampai ini (minimarket) tutup,” ucapnya.

Penghasilan yang diperolehnya dari Jukir sehari berkisar sekitar Rp150 ribu hingga Rp250 ribu. Ia pun harus setor ke pemilih lahan Rp100 ribu dalam sehari.

“Kami setoran sehari Rp100 ribu, jadi kalau sehari dapat Rp150 ribu, ngantongin duit cuma Rp50 ribu. Dibilang cukup ya enggak, tapi kami tetep bersyukur,” tuturnya.

Menanggapi wacana Pemprov DKI yang ingin menertibkan parkir liar di minimarket, Tomo keberatan. Pasalnya cuma itu satu-satunya sumber penghidupannya.

“Kalau pemerintah mau ngasih kerjaan yang lain mah boleh dah. Kami mau berenti markir,” katanya.

Tomo mengaku, selama menjadi Jukir ia tidak pernah mematok tarif baik untuk motor ataupun mobil.

Namun biasanya, pengemudi motor dalam sekali parkir memberinya uang senilai Rp2 ribu, sedangkan pengemudi mobil biasanya memberikan uang parkir senilai Rp5 ribu.

“Kami gak pernah matok harga parkir, bahkan kalau ada orang yang gak bayar parkir juga kami senyumin. Ya gak masalah, mungkin orang itu lagi ngepas duitnya,” tuturnya.