Pilkada DKI, Cap Boneka Untuk Dharma-Kun Sulit Dilepas
RN - Cap boneka untuk Dharma Pongrekun dan Kun Wardana (Dharma-Kun) masih melekat. Kehadiran pasangan cagub-cawagub independen itu tidak dilirik warga Jakarta.
Apalagi pencalonan Dharma-Kun penuh dengan kontroversi soal pencatutan Nomor Induk Kependudukan (NIK) KTP. Tuduhan pencatutan itu sempat viral di media sosial X (Twitter).
Dharma-Kun dinyatakan KPU Jakarta memenuhi syarat 677.468 data dan melebihi syarat dukungan minimal 618.968 dukungan. "Cap kalau Dharma-Kun boneka sudah melekat dan ini harus dihapus," tegas pengamat politik, Adib Miftahul, Sabtu (28/9) malam.
BERITA TERKAIT :Kampanye Dharma-Kun Selalu Sepi, Warga DKI Ogah Calon Independen?
Sebut Dukungan Anies Ke Pramono Gak Ngaruh, Waspada Loyalis Ara Gembosi PDIP
Adib menilai, Dharma tidak bisa lepas dari cap boneka karena kontroversi soal pencatutan NIK KTP. Selain itu menurut Adib, visi misi Dahrma-Kun terlalu ngawang-ngawang dan sulit dicerna rakyat.
Diketahui, hasil survei yang dirilis oleh Poltracking mencatat calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil (RK)-Suswono unggul di semua aspek dari dua pasangan lainnya di Pilkada Jakarta 2024.
Berdasarkan survei, Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda mengatakan elektabilitas RK sebagai calon gubernur memiliki elektabilitas sebesar 48,9 persen.
Angka itu jauh mengungguli Pramono Anung yang memperoleh 22,1 persen dan Dharma Pongrekun sebesar 4,1 persen.
"Dalam simulasi tiga nama calon gubernur Jakarta, Ridwan Kamil memperoleh angka elektabilitas 48,9 persen," kata Hanta kepada wartawan, Sabtu (28/9).
Keunggulan serupa juga didapat dalam simulasi pasangan calon. Pasangan RK-Suswono memperoleh 47,5 persen, diikuti Pramono Anung-Rano Karno 31,5 persen, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana 5,1 persen.
Lalu, passngan RK-Suswono juga tercatat unggul di enam wilayah administrasi di Jakarta dibandingkan dengan dua pasangan lainnya.
Rinciannya, Jakarta Pusat 50 persen; Jakarta Selatan 45,4 persen; Jakarta Barat 45,7 persen; Jakarta Timur 42,9 persen; Jakarta Utara 58,4 persen serta Kepulauan Seribu 70 persen.
Hanta juga menyebut berdasarkan survei dari kacamata pemilih berdasarkan latar belakang, pasangan RK-Suswono juga masih unggul dari pasangan lainnya.
"Mereka menjadi pilihan bagi pengajar, pedagang kecil, PNS, karyawan swasta, karyawan BUMN, pejabat, pengusaha, profesional, ibu rumah tangga, pelajar dan mahasiswa, buruh, nelayan, petani, sopir, kernet, kurir, serta para pencari kerja," ujarnya.
Kemudian, berdasarkan kategori usia, hasil survei juga mencatat pasangan RK-Suswono masih lebih unggul dibanding pasangan Pramono-Rano maupun Dharma-Kun.
"Pemilih generasi Z, milenial muda, milenial matang, dan generasi X cenderung (menjatuhkan pilihan) kepada Ridwan Kamil-Suswono," ucap Hanta.
Terakhir, kata Hanta, responden dengan latar belakang dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah juga tercatat lebih banyak memilih pasangan RK-Suswono.
"Pemilih yang dekat dengan NU dan Muhammadiyah cenderung (memberikan suara) kepada Ridwan Kamil-Suswono," kata dia.