RN - Blunder Suswono soal janda kaya nikahi pemuda kere dan menyeret nama Nabi Muhammad SAW membuat parpol pendukungnya pusing. Di Golkar, blunder Suswono membuat kesal.
"Kami di koalisi (KIM Plus) kesal dengan Suswono. Dan PKS terlalu arogan," tegas sumber di Golkar yang namanya enggan disebutkan, Rabu (30/10) malam.
Politisi senior ini mengatakan, kerja keras Golkar ke bawah terkikis gara-gara ucapan Suswono yang nyeleneh. "Dan PKS terlalu pede dengan suara saat Pileg menang di Jakarta. Pileg dan Pilkada kan beda apalagi pendukung Anies gak mau ke RIDO," ucapnya.
BERITA TERKAIT :RIDO Kalah Di-Survei Dengan Pram-Rano, KIM Plus Masih Mandek Akibat Janda Kaya
Ocehan Janda Kaya Nikahi Pemuda Pengangguran, Suswono Mangkir Terus Dari Panggilan Bawaslu, Pakai Jurus Ngeles?
Klaim PKS kalau pendukung Anies saat Pilpres di Jakarta mendukung RK-Suswono beda jauh dari fakta lapangan. "Banyak rumah warga yang mau kita tempeli stiker RIDO menolak. Kata warga, PKS tipu Anies," bebernya.
Diketahui beberapa ormas Islam sudah melaporkan Suswono ke polisi karena dituduh telah menistakan agama. Dan Suswono sudah meminta maaf lewat video yang disebar oleh tim suksesnya.
Sementara Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menilai mesin politik Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus tidak efektif dalam mendukung pasangan Ridwan Kamil (RK) dan Suswono di Pilgub DKI Jakarta 2024.
Direktur Lingkaran Survei Kebijakan Publik LSI Denny JA Sunarto Ciptoharjono mengatakan hal itu terlihat dari elektabilitas yang hanya berjarak 0,3 persen dengan Pramono Anung-Rano Karno. Padahal, RK-Suswono didukung 15 partai politik.
"Karena mesin politik KIM Plus ini kurang efektif di Jakarta. Nah, ini terlihat dari hasil distribusi elektabilitas kandidat," kata Sunarto dalam jumpa pers daring, Rabu (30/1).
LSI Denny JA mencatat 33,3 persen pemilih PKS justru memilih Pramono-Rano. Hanya 27,5 persen yang mendukung RK-Suswono.
Hal serupa juga terjadi di sejumlah partai KIM Plus lainnya. Sebagian besar pemilih partai-partai itu tidak memilih RK-Suswono yang diusung KIM Plus.
"KIM Plus, ini yang kelihatan solid adalah Partai Gerindra, PAN, PSI, Perindo, Gelora, Garuda. Ini yang terbaca di data kita. Sedangkan yang bergeser pemilihnya itu PKS, Golkar, PKB, Nasdem, Demokrat, dan PPP," ujarnya.
Survei tersebut juga mengungkap sosok Ridwan Kamil dan Suswono yang kurang diterima suku Betawi, etnis lokal DKI Jakarta. Sebanyak 34 persen suku Betawi memilih RK-Suswono dan 41,8 persen memilih Pramono-Rano.
"Ini memang posisi Rano Karno atau Bang Doel ini cukup legendaris kalau di Betawi. Karena dia juga pemain sinetron Si Doel, ini masih tertancap di benak pemilih bahwa Si Doel ini tokoh legendaris Betawi," ujar Sunarto.
Dalam survei ini, elektabilitas Ridwan Kamil-Suswono dapat 37,4 persen, sedangkan Pramono Anung-Rano Karno mendapat 37,1 persen. Dharma Pongrekun dan Kun Wardana memiliki elektabilitas 4 persen.
LSI Denny JA melakukan survei ini pada 16-22 Oktober 2024 dengan wawancara tatap muka. Jumlah responden 800 orang yang dipilih melalui metode multistage random sampling. Margin of error survei +/-3,5 persen.