Senin,  09 June 2025

Polusi Udara Di Jakarta Buruk, Apakah CFD Menjadi Solusi?

RN/NS
Polusi Udara Di Jakarta Buruk, Apakah CFD Menjadi Solusi?
Ilustrasi

RN - Polusi udara di Jakarta kronis. Udara kotor dan beracun menjadi ancaman warga. 

Diketahui, Jakarta menempati peringkat atas kota dengan kualitas udara terburuk secara global. Konsentrasi partikel polutan berbahaya, terutama PM2.5, seringkali melampaui ambang batas aman yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Berdasarkan data terbaru tahun 2024 dan 2025, Jakarta kembali masuk dalam jajaran ibu kota paling berpolusi di dunia dengan rata-rata konsentrasi PM2.5 yang tinggi, mencapai 41,7 µg/m³. Angka ini jauh di atas panduan WHO sebesar 5 µg/m

BERITA TERKAIT :
Corona Di DKI Melonjak, Jangan Anggap Sepele 

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memberlakukan hari bebas kendaraan atau car free day (CFD) di lima titik Jakarta. Adapun salah satu titik yang dipertimbangkan CFD di wilayah Jakarta Utara.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno, menjelaskan, pemberlakuan CFD di Jakarta Utara didasari karena banyaknya indusutri di sana. Dengan pemberlakuan CFD, ia menilai, emisi gas karbon di Jakarta Utara akan berkurang.

"Ada wacana kita akan membuat di 5 wilayah. Kita akan mencari titik. Terutama memang Jakarta Utara. Industri, pabrik, karena emisinya tinggi sekali. Polusinya tinggi," kata Rano saat ditemui di kawasan CFD Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (8/6/2025).

Bang Doel  panggilan akrabnya menyebut, CFD bisa meningkatkan kebahagiaan warga. Apalagi, kata dia, di area CFD banyak digelar pertunjukan seni dan budaya.

"Nah, mungkin teman-teman lihat. Jakarta sudah mulai banyak melakukan. Membuat atraksi atraksi. Itu salah satu usaha kita. Nah, jadi kalau CFD sudah menjadi bagian memang kehidupan Jakarta," pungkasnya.

Polusi udara disebabkan oleh sektor transportasi. Asap dari jutaan kendaraan bermotor yang memadati jalanan Jakarta menjadi kontributor terbesar, menyumbang antara 32% hingga 57% dari polusi PM2.5.

Lalu ada juga industri dan pembangkit listrik: Emisi dari pabrik-pabrik di sekitar Jakarta dan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batu bara turut memperparah kualitas udara.

Yang terakhir adalah aktivitas konstruksi, pembakaran sampah terbuka, dan debu jalanan juga menjadi sumber polusi udara yang signifikan.