RADAR NONSTOP - PSI dituduh sebagai parpol yang telah menurunkan elektabilitas Jokowi. Partai yang hasil beberapa lembaga survei tak lolos batas ambang parlemen 4 persen ini sering blunder.
Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar, Andi Sinulingga menilai blunder PSI memberikan sumbangan pada turunnya elektabilitas Jokowi. Resistensi rakyat terhadap PSI tinggi sekali dan itu berpengaruh negarif pada Jokowi.
Blunder PSI kata Andi, banyak pernyataan PSI yang tendensius sehingga mengusik akal sehat banyak orang.
BERITA TERKAIT :Jokowi, Redup Di Jakarta Dan Bersinar Ke Jateng Hingga Ocehan Ara Yang Ngaco
Eks Watimpres Sidarto, Dekat Dengan Jokowi Tapi Kecewa Ke Mulyono
"Generalisasi bahwa mereka orang baik dan yang bukan mereka adalah orang tidak baik, yang tidak suka PSI adalah para koruptor. Pernyataan-pernyataan begitu yang bikin PSI blunder," ungkapnya.
Dia juga mempersoalkan narasi PSI soal Perda Syariah. Seperti diketahui, PSI lewat ketumnya, Grace Natalie, berkali-kali bicara soal penolakan berbasis agama dan hal itu menimbulkan pro dan kontra.
"Narasi PSI atas Perda Syariah berkonotasi negatif atas apa yang dinamakan syariah Islam, seolah-olah syariah Islam itu tidak baik. Hal-hal seperti itu menyakitkan bagi sebagian besar pemeluk agama Islam," ujar Andi.
"Jadi wajar kalau hasil survei menjelaskan bahwa resistensi publik atas PSI tinggi sekali," pungkasnya.
Sebelumnya, ada beberapa survei yang menampilkan elektabilitas Jokowi dan Prabowo. Di survei Litbang Kompas pada Maret 2019, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin sebesar 49,2% sementara elektabilitas Prabowo-Sandiaga yaitu 37,4%. Elektabilitas Jokowi turun dari 52,6% di Oktober 2018.