RADAR NONSTOP - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia Luhut Binsar Panjaitan mengakui memberikan amplop dan berpesan agar umat dan santri ke TPS pada 17 April 2019.
Namun, Luhut membantah, pemberian amplop tersebut merupakan jual beli suara. “Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 15 menit, saya menitipkan pesan agar jangan sampai ada umat atau santri yang golput pada Pemilu 2019,” ujar Luhut dalam klarifikasinya.
“Sebagai tamu yang dijamu dan disambut dengan hangat, saya hanya dapat membalas dengan memberi bisyaroh (amplop) sekedarnya untuk membantu pengobatan Beliau. Sayapun lebih dulu diberi oleh-oleh berupa batik dan batu akik. Begitulah tradisi yang kami lakukan untuk menjaga tali silaturahmi”,
BERITA TERKAIT :PPN 12 Persen Warisan Jokowi, Opung Luhut Stop Kegaduhan
Animo Warga Berkurang, LMK RW 13 Penjaringan Nilai Pligub 2024 di Jakarta Alami Kemerosotan
Diketahui, video yang menunjukan Luhut Binsar Panjaitan memberikan amplop kepada seorang kiai viral di media sosial.
Luhut pun geram dengan video yang sudah terlanjur tersebar luas itu. Dia mengaku difitnah menganai hal tersebut
Terpopuler.
"Saya menyesalkan adanya pihak-pihak yang mengatakan telah terjadi jual beli suara dalam pertemuan tersebut. Bagi saya, fitnah yang keji itu mencoreng kehormatan terutamanya KH Zubair Muntasor dan pondok pesantren yang diasuhnya," ujar Luhut dalam keterangan pers resmi nya, Jumat (5/4/2019).
Luhut meminta kepada para elite agar mengedepankan pikiran jernih ketimbang prasangka buruk, dan hati yang bersih ketimbang hati yang penuh kecurigaan.
"Ajaran hubungan dan jalinan silahturahmi yang sudah diajarkan turun temurun oleh para leluhur kita jangan dirusak oleh kepentingan sesaat para elite. Sebelum bertindak bertanyalah dan berdialoglah dengan hati nurani yang paling dalam untuk melakukan sesuatu yang terbaik," ujarnya berdiplomasi.