RADAR NONSTOP- Untuk kesekian kalinya Korps Mahasiswa dan Pemuda NKRI (KOMPAN) mendatangi kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis, (11/4).
Kedatangan ratusan massa KOMPAN ke gedung KPK ini tetap sama tujuannya yakni mendesak lembaga anti rasuah tersebut untuk mengeluarkan penyidik senior KPK Novel Baswedan agar dikeluarkan dari KPK karena ada dugaan Novel sudah bergabung dengan salah satu partai politik peserta pemilu.
Yang menarik dalam aksi demonya kali ini, KOMPAN membawa keranda mayat yang menjadi simbol telah matinya KPK sebagai lembaga independen.
BERITA TERKAIT :Setyo Budiyanto Jadi Ketua KPK, Bakal Geber OTT Ke Koruptor
Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor
"Keranda mayat ini menjadi simbol bahwa KPK telah mati dan kehilangan netralitasnya serta independensinya dengan tetap membiarkan orang-orang didalamnya bermain dengan para elit politik,"ujar Koordinator Aksi Guntara.
Menurut Guntara, selama ini pihaknya memandang keberadaan KPK sangat membantu pemerintah dalam memberantas kasus-kasus korupsi. Namun saat ini kinerja yang sudah mendapat citra positif dari masyarakat luas ini tercoreng oleh ulah salah seorang pimpinannya bermain dengan para elit politik.
"Sangat wajar kalau saat ini masyarakat mempertanyakan kredibilitas serta integritas dari lembaga anti rasuah ini,"tegasnya.
Atas dasar itu lah, kata Guntara, KOMPAN berkeinginan agar KPK melakukan rotasi para pimpinannya yang bermain pada ranah politik, KPK harus netral dari orang-orang yang memihak pada kepentingan satu kelompok dan periksa Novel yang diduga bermain dengan elit politik.
"Kalau tuntutan kami tak juga di dengar kami akan terus mendatangi KPK,"pungkasnya.