Minggu,  19 May 2024

LH Jakbar Raup Rp 5 Juta Dalam 2 Bulan dari Daur Ulang Sampah, Kalah Jauh Dengan Pemulung

BOCOR
LH Jakbar Raup Rp 5 Juta Dalam 2 Bulan dari Daur Ulang Sampah, Kalah Jauh Dengan Pemulung

RADAR NONSTOP - Sungguh ironis Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Barat. Jika pemulung mampu meraup untung jutaan rupiah dari sampah, LH Jakbar hanya Rp 5 juta dalam 2 bulan.

Bahkan, karena kurang laku dan miskin kreatifitas, barang-barang hasil daur ulang sampah LH Jakbar tersebut terpaksa dibagikan secara cuma-cuma sebagai cindera mata pada saat kunjungan dari 10 Negara Asean.

Anehnya, Kasudin Lingkungan Hidup Jakarta Barat, Edy Mulyanto dengan bangga mengatakan, hasil karya berupa ikon betawi yakni ondel-ondel dibuat oleh pekerja Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP).

BERITA TERKAIT :
Truk Sampah LH ‘Ngompreng’ di JIS dan PLTU Ancol? Pantasan Retribusi Menguap
Warga RW 05 Pejagalan Kec. Penjaringan Sebut SDBM Jakut Tukang Obral Janji

Ditengah kesibukannya, PJLP ini meluangkan waktunya untuk membuat kerajinan daur ulang. Dimana, kerajinan tersebut hanya menggunakan sampah organik. Namun, dengan ketekunan dari para pekerjanya, sampah itu bisa menjadi barang yang memiliki nilai jual tinggi. 

"Bahannya sederhana, seperti botol minuman teh Pucuk, cat warna, lem dan kain bercak. Cara membuatnya juga mudah, hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam," terang Edy, kemarin. 

Edy menjelaskan, produksi kerajinan tangan belum ada target. Sebab, produksi masih tahap percobaan. Dikatakan Edy, pihaknya mulai memproduksi kerajinan tangan sejak dua bulan lalu. Hasil dari penjualannya cukup lumayan besar. "Sudah hampir dua bulan yang lalu mulai. Kemarin sudah banyak yang laku. Omsetnya sekira Rp 5 juta. Untuk produksi kita baru coba-coba. Daur ulang ini untuk menambah kreatifitas temen-temen," tuturnya. 

Untuk mendorong kreatifitas tersebut, Edy sudah menyiapkan koperasi. Namun, saat ini belum bisa digunakan karena masih mencari penambahan modal. Sementara, untuk pemasarannya melalui Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) yang ada di Walikota Jakarta Barat. Tapi, untuk menambah ke pemasaran lain belum ada. 

"Rencana saya akan akomodir ini dalam bentuk koperasi. Jadi koperasi serta usaha tentang daur ulang. Kerajinan tangan ini juga pernah mengikuti pameran di beberapa wilayah DKI Jakarta. Kita tampilkan daur ulang dari ondel ondel itu," ucapnya. 

Edy mengatakan, kerajinan tangan tersebut di jualnya dengan harga sekira Rp 50 ribu - Rp 70 ribu. Tidak hanya membuat kerajinan tangan berbentuk ikon betawi, LH juga membuat tempat tisu dari sampah organik. Bahan untuk membuatnya dari klepah-klepah pisang dan dari pohon palem. Rencananya, kerajinan tangan ini akan dibuat dalam jumlah banyak. Setelah semua berjalan dengan baik, LH akan menggandeng masyarakat untuk ikut memproduksi daur ulang. 

"Sekarang saya mau buka kursus terus. Kalau bisa semua PJLP bisa membuat itu. Rencana juga akan menggandeng warga. Jadi, nanti anggota yang mengajari. Mungkin pertama warga-warga sekitar BSI ya, Rusun dan asrama," tuturnya. 

Salah satu pekerja PJLP, Samsudin, 45, mengatakan, ia bersama rekan kerjanya memang sengaja membuat kerajinan tangan dari sampah. Alasanya, banyak waktu luang dan tidak ada kegiatan. "Jadi kebetulan kan waktu luang kita banyak, jadi kita inisiatif menggunakan waktu itu untuk membuat karya seni yang bisa memiliki nilai ekonomis," katanya.

Samsudin mengaku, usahanya bersama teman-teman mendapat dukungan dari Sudin Lingkungan Hidup. Dari situlah, ia bersama rekan kerjanya semangat untuk memproduksi kerajinan tangan itu dalam jumlah besar. "Hasilnya lumayan. Dari bahan botor minuman, tapi harga jualnya tinggi," tuturnya.